Senin, 29 Oktober 2018

Pendapat Masyarakat Tentang Profesi Guru

oleh : Azizatul Fuad  

Bagaimana pandangan masyarakat pada profesi guru, disini penulis mewancarai 3 narasumber yang mewakili masyarakat dari berbagai profesi. Apakah guru itu profesi biasa saja, mulia atau luar biasa, mari kita simak pendapat mereka :

1.    Menurut Ibu Suprihatiningsih, ST (Pengusaha)
Guru itu profesi yang sangat mulia dan sangat terhormat di masyarakat. Semua orang pasti setuju ini. Karena semua orang-orang yang sekarang telah bekerja entah jadi tukang, karyawan, pegawai, dokter, pengusaha, pegawai, dan sebagainya pasti tidak bisa melupakan jasa gurunya. Bagaimanapun belajar membaca dan berhitung mula-mula tidak mampu dilakukan oleh serorang ibu tanpa sentuhan seorang guru. Selanjutnya juga ketika kita dewasa mulai sekolah SD, SMP, SMA/SMK maka hari-hari kita berisi belajar yang dibimbing guru. 
Rasanya kita tidak mampu untuk belajar sendiri, tanpa bantuan guru. Gurulah yang memberi kita motivasi, membimbing dan membantu kita. Kita kesulitan belajar bertanya pada guru bahkan masalah-maslah pribadi kita tidak segan-segan mengadu dan minta bantuan guru untuk membantu menyelesaikan.

Pokoknya guru itu orang yang paling hebat di dunia dan tidak bisa dilupakan jasa-jasanya begitu saja.

Terus terang hidup saya ini mungkin dianggap sukses oleh orang lain, dan ini saya akui karena peran-peran guru saya dalam mendidik saya. Ilmu-ilmu yang dari guru saya dapat diterapkan dalam dunia kerja, termasuk nasehat-nasehat guru saya masih terngiang-ngiang hingga sekarang. Jadi saya tekankan bahwa kesuksesan ini karena sentuhan guru saya.

2.    Menurut Ibu Musarofah (Ibu Rumah Tangga)
Kalau kita sekolah sampai SMK saja tidak sampai kuliah, tapi anak-anak kita semua kuliah dan ini penting untuk masa depan mereka. Kita bisanya memberi warisan berupa ilmu kepada anak-anak. Kalau harta kita tidak melimpah. Bahkan takut kalau nanti kita beri anak-anak warisan harta bisa berebut harta dan saling bunuh.
Tapi dengan ilmu maka anak-anak bisa memiliki bekal untuk masa depannya yaitu bekerja sesuai keinginannya. Disamping itu dengan memiliki ilmu ana k-anak mempunyai sikap yang baik kepada orang tua maupun orang lain, maksudnya dengan memilki ilmu anak-anak bisa mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah.

Hubungannya dengan guru tentu ada. Disekolah anak-anak kita disamping diajar dengan ilmu umum juga dapat pelajaran ilmu agama dan penanaman budi pekerti. Makanya saya senang kalau anak-anak  bersekolah, tapi kalau anak tidak sekolah, keluyuran, rasanya ikut sedih, mau jadi apa mereka. Sekolah itu penting jaman sekarang ini, jangan seperti kita yang cuma lulus sampai SMK saja dulu namanya SMEA. Itu dulu yang persaingan hidup tidak seketat sekarang dan sesulit sekarang.

Pokoknya kita hormat pada bapak ibu guru, jaman muda dulu rasanya kita hapal sama semua guru. Kita segan dan hormat pada guru. Kalau bapak ibu guru sakit kita jenguk sama-sama. Kalau bapak ibu guru punya acara kita ikut membantu. Kita masih ingat kalau guru datang kita sambut, kita salim, terus berebut membawa tas guru. Apa jaman sekarang masih seperti itu dulu ya. Mudah-mudahan saja begitu, tapi kita tetap tekankan pada anak cucu untuk hormat dan patuh pada guru, supaya ilmu yang diperoleh menjadi berkah.  

3.   Bapak Falah Yunus ( Pendidik dan Ketua RT 44 Perum Graha Indah, Kel. Air Putih, Kec. Samarinda Ulu).

Bapak Falah Yunus ketika ditanya oleh penulis, menjawab dengan bercerita :
Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, kaisar Jepang mengumpulkan para rakyatnya. “Masih berapa jumlah guru yang tersisa di negeri ini ?” tanya kaisar kepada rakyatnya, seusai negeri itu dibombardir pasukan Amerika. Pertanyaan kaisar ini diprotes oleh tentara Jepang yang juga yang juga hadir dalam pertemuan darurat itu. “Wahai kaisar mengapa tuan tak menanyakan jumlah kami yang tersisa, sebab kamilah yang mati-matian membela negeri ini”, ujar seorang perwira militer yang luput dari serbuan ganas tentara AS.
“Jika di negeri ini masih ada guru, kita akan segera bangkit dari kekalahan kita. Dari gurulah nanti akan lahir insinyur, dokter, dan tenaga-tenaga terampil lainnya guna membangun negeri ini”, jawab kaisar.

Ucapan kaisar terbukti benar, hingga sekarang Jepang merupakan salah satu raksasa dunia yang menguasai sektor perdagangan dunia dengan produk-produk hasil teknologi mereka. Coba tengok di Negara kita sendiri hampir semua produk elektronik, motor, mobil semua adalah made in Japan.

Selanjutnya bapak Falah Yunus menyatakan : “Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000).”

Dari kisah kaisar Hirohito yang mencoba mengumpulkan guru ketika Jepang hancur lebur, dari hasil studi Negara maju tentang sumbangan peran guru dalam prestasi belajar siswa. Maka Jelas bahwa kemajuan bangsa adalah karena bangsa yang cerdas, bangsa yg cerdas adalah karena pendidikan. Pendidikan yang maju yang mempunya peran sentral adalah guru. Dari para guru-guru akan terlahir orang-orang yang cerdas.

Tentu saja untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini tidak mudah untuk menjadi guru, paling tidak guru harus memiliki 4 kemampuan (kompetensi) yaitu :
1.   Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian  dari seorang guru baik dalam bidang Ilmu yang diampunya maupun pekerjaan lain sebagai guru.
2.  Kompetensi Kepribadian yaitu   guru harus memiliki kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan luas, berkomunikasi, kreatif inovatif.
3.    Kompetensi Paedagogik yaitu kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan seperti memahami sifat, ciri anak didik, menguasai beberapa metodologi mengajar, menguasai cara melakukan assessment (penilaian).
4.   Kompetensi Sosial yaitu kemampuan bergaual dengan masyarakat seperti empati, toleransi, bekerja sama dengan orang lain.

Terakhir saya ikut bangga dan bahagia karena guru-guru sekarang tidak lagi menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, tapi sudah benar-benar menjadi pahlawan bangsa dimana guru-guru yang telah memenuhi syarat (memiliki sertifikat pendidik) akan memperoleh  tunjangan profesi sebesar gaji pokok. Istilahnya guru memperoleh sertifikasi guru, dimana guru memperoleh tunjangan profesi untuk  kesejahteraan hidupnya. Saya berharap bapak ibu guru itu setelah memperoleh tunjangan profesi akan diikuti dengan meningkat mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia.

Demikian pendapat 3 narasumber yang dapat penulis simpulkan bahwa :
1.    Guru adalah pemberi motivasi dan pembimbing yang berpengaruh besar pada kesuksesan kita dimasa depan. Kita sekolah dari SD, SMP, SMA, SMK tidak akan brhasil tanpa sentuh guru.
2.    Guru adalah orang membekali siswa dengan ilmu umum, agama dan budi pekerti sehingga anak-anak akan memiliki ilmu dan budi pekerti yang berguna untuk masa depannya
3.  Guru adalah tulang punggung untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga dapat memajukan negara. Dengan 4 kompetensi yang dimilki guru dan tunjangan profesi diharapkan mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Tentu saja penulis menyarankan agar kita selalu dan selalu meningkatkan kemampuan (kompetensi) kita untuk menjadi guru yang profesional dan bermartabat baik kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi paedagogik, dan kompetensi sosial.