oleh : Azizatul Fuad
Bagaimana pandangan masyarakat pada profesi guru, disini penulis
mewancarai 3 narasumber yang mewakili masyarakat dari berbagai profesi. Apakah
guru itu profesi biasa saja, mulia atau luar biasa, mari kita simak pendapat
mereka :
1.
Menurut Ibu
Suprihatiningsih, ST (Pengusaha)
Guru itu profesi yang
sangat mulia dan sangat terhormat di masyarakat. Semua orang pasti setuju ini.
Karena semua orang-orang yang sekarang telah bekerja entah jadi tukang,
karyawan, pegawai, dokter, pengusaha, pegawai, dan sebagainya pasti tidak bisa
melupakan jasa gurunya. Bagaimanapun belajar membaca dan berhitung mula-mula
tidak mampu dilakukan oleh serorang ibu tanpa sentuhan seorang guru. Selanjutnya
juga ketika kita dewasa mulai sekolah SD, SMP, SMA/SMK maka hari-hari kita
berisi belajar yang dibimbing guru.
Rasanya kita tidak mampu
untuk belajar sendiri, tanpa bantuan guru. Gurulah yang memberi kita motivasi,
membimbing dan membantu kita. Kita kesulitan belajar bertanya pada guru bahkan
masalah-maslah pribadi kita tidak segan-segan mengadu dan minta bantuan guru
untuk membantu menyelesaikan.
Pokoknya guru itu orang
yang paling hebat di dunia dan tidak bisa dilupakan jasa-jasanya begitu saja.
Terus terang hidup saya
ini mungkin dianggap sukses oleh orang lain, dan ini saya akui karena
peran-peran guru saya dalam mendidik saya. Ilmu-ilmu yang dari guru saya dapat
diterapkan dalam dunia kerja, termasuk nasehat-nasehat guru saya masih terngiang-ngiang
hingga sekarang. Jadi saya tekankan bahwa kesuksesan ini karena sentuhan guru
saya.
2.
Menurut Ibu Musarofah (Ibu Rumah Tangga)
Kalau kita
sekolah sampai SMK saja tidak sampai kuliah, tapi anak-anak kita semua kuliah
dan ini penting untuk masa depan mereka. Kita bisanya memberi warisan berupa
ilmu kepada anak-anak. Kalau harta kita tidak melimpah. Bahkan takut kalau
nanti kita beri anak-anak warisan harta bisa berebut harta dan saling bunuh.
Tapi dengan
ilmu maka anak-anak bisa memiliki bekal untuk masa depannya yaitu bekerja
sesuai keinginannya. Disamping itu dengan memiliki ilmu ana k-anak mempunyai
sikap yang baik kepada orang tua maupun orang lain, maksudnya dengan memilki
ilmu anak-anak bisa mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar
dan salah.
Hubungannya
dengan guru tentu ada. Disekolah anak-anak kita disamping diajar dengan ilmu
umum juga dapat pelajaran ilmu agama dan penanaman budi pekerti. Makanya saya
senang kalau anak-anak bersekolah, tapi
kalau anak tidak sekolah, keluyuran, rasanya ikut sedih, mau jadi apa mereka.
Sekolah itu penting jaman sekarang ini, jangan seperti kita yang cuma lulus
sampai SMK saja dulu namanya SMEA. Itu dulu yang persaingan hidup tidak seketat
sekarang dan sesulit sekarang.
Pokoknya kita hormat pada bapak ibu guru, jaman
muda dulu rasanya kita hapal sama semua guru. Kita segan dan hormat pada guru.
Kalau bapak ibu guru sakit kita jenguk sama-sama. Kalau bapak ibu guru punya
acara kita ikut membantu. Kita masih ingat kalau guru datang kita sambut, kita
salim, terus berebut membawa tas guru. Apa jaman sekarang masih seperti itu
dulu ya. Mudah-mudahan saja begitu, tapi kita tetap tekankan pada anak cucu
untuk hormat dan patuh pada guru, supaya ilmu yang diperoleh menjadi berkah.
3. Bapak Falah Yunus ( Pendidik
dan Ketua RT 44 Perum Graha Indah, Kel. Air Putih, Kec. Samarinda Ulu).
Bapak Falah Yunus ketika
ditanya oleh penulis, menjawab dengan bercerita :
Ketika Jepang kalah dalam Perang
Dunia II, kaisar Jepang mengumpulkan para rakyatnya. “Masih berapa jumlah guru
yang tersisa di negeri ini ?” tanya kaisar kepada rakyatnya, seusai negeri itu
dibombardir pasukan Amerika. Pertanyaan kaisar ini diprotes oleh tentara Jepang
yang juga yang juga hadir dalam pertemuan darurat itu. “Wahai kaisar mengapa
tuan tak menanyakan jumlah kami yang tersisa, sebab kamilah yang mati-matian
membela negeri ini”, ujar seorang perwira militer yang luput dari serbuan ganas
tentara AS.
“Jika di negeri ini masih ada guru,
kita akan segera bangkit dari kekalahan kita. Dari gurulah nanti akan lahir
insinyur, dokter, dan tenaga-tenaga terampil lainnya guna membangun negeri
ini”, jawab kaisar.
Ucapan kaisar terbukti benar, hingga
sekarang Jepang merupakan salah satu raksasa dunia yang menguasai sektor
perdagangan dunia dengan produk-produk hasil teknologi mereka. Coba tengok di
Negara kita sendiri hampir semua produk elektronik, motor, mobil semua adalah
made in Japan.
Selanjutnya bapak Falah Yunus menyatakan : “Berdasarkan hasil
studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi
belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan
sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut
citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000).”
Dari kisah kaisar
Hirohito yang mencoba mengumpulkan guru ketika Jepang hancur lebur, dari hasil
studi Negara maju tentang sumbangan peran guru dalam prestasi belajar siswa.
Maka Jelas bahwa kemajuan bangsa adalah karena bangsa yang cerdas, bangsa yg
cerdas adalah karena pendidikan. Pendidikan yang maju yang mempunya peran
sentral adalah guru. Dari para guru-guru akan terlahir orang-orang yang cerdas.
Tentu saja untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa ini tidak mudah untuk menjadi guru, paling tidak
guru harus memiliki 4 kemampuan (kompetensi) yaitu :
1. Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
dari seorang guru baik dalam bidang Ilmu yang diampunya maupun pekerjaan
lain sebagai guru.
2. Kompetensi Kepribadian yaitu
guru harus memiliki kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa,
beriman, bermoral; disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan
luas, berkomunikasi, kreatif inovatif.
3.
Kompetensi Paedagogik yaitu kemampuan dalam pembelajaran atau
pendidikan seperti memahami sifat, ciri anak didik, menguasai beberapa
metodologi mengajar, menguasai cara melakukan assessment (penilaian).
4. Kompetensi Sosial yaitu kemampuan bergaual dengan masyarakat
seperti empati, toleransi, bekerja sama dengan orang lain.
Terakhir saya ikut bangga dan bahagia karena guru-guru sekarang
tidak lagi menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, tapi sudah benar-benar menjadi
pahlawan bangsa dimana guru-guru yang telah memenuhi syarat (memiliki sertifikat
pendidik) akan memperoleh tunjangan
profesi sebesar gaji pokok. Istilahnya guru memperoleh sertifikasi guru, dimana
guru memperoleh tunjangan profesi untuk
kesejahteraan hidupnya. Saya berharap bapak ibu guru itu setelah
memperoleh tunjangan profesi akan diikuti dengan meningkat mutu pembelajaran
dan mutu pendidikan di Indonesia.
Demikian pendapat 3 narasumber yang dapat penulis simpulkan
bahwa :
1. Guru adalah pemberi
motivasi dan pembimbing yang berpengaruh besar pada kesuksesan kita dimasa
depan. Kita sekolah dari SD, SMP, SMA, SMK tidak akan brhasil tanpa sentuh
guru.
2.
Guru adalah orang membekali siswa dengan ilmu umum, agama dan
budi pekerti sehingga anak-anak akan memiliki ilmu dan budi pekerti yang
berguna untuk masa depannya
3. Guru adalah tulang punggung untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
sehingga dapat memajukan negara. Dengan 4 kompetensi yang dimilki guru dan
tunjangan profesi diharapkan mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.