Minggu, 08 Juli 2018

Penciptaan Karya Tari pada AUD

Oleh; Azizatul Fuad, Siti Rahmah, Yayu Sri Wahyu Ningsih


A.   Latar Belakang


Pendidikan seni di AUD, termasuk seni tari bukan untuk menjadikan anak sebagai seorang yang ahli dalam bidang seni, akan tetapi pendidikan seni bagi anak-anak adalah sebagai salah satu media untuk memenuhi fungsi perkembangan dan pertumbuhan anak, baik fisik,maupun psikisnya.

Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Melihat gerak sebagai media ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang yang bisa bergerak pasti bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau anak-anak usia prasekolah.  

Tari sangat berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, menurut Murgiyanto sebagaimana dikutip oleh Setyowati, bahwa hubungan gerak tari dan motorik kasar anak sangat berkaitan, karena gerak anak menimbulkan gerakan – gerakan yang bermakna untuk anak, oleh karena itu apabila anak bisa bergerak apa saja akan menciptakan motorik anak jadi semakin kreatif dan berkembang.[1]

Sementara itu pembelajaran seni untuk AUD terlihat berjalan sendiri-sendiri, dan tidak ada kesinambungan serta keterkaitan antara seni yang satu dengan seni yang lain. Hal ini disebabkan salah satunya  karena ketidakmampuan guru dalam mengembangkan kreativitas anak. Keadaan ini lebih diperburuk dengan kekurang mantapan keterampilan dalam berkarya seni, minimnya wawasan guru terhadap materi, tujuan dan hakekat pendidikan seni serta kurangnya sarana yang ada di sekolah.[2]

Pembelajaran seni tari jika dikelola dengan baik akan dapat memberi sumbangan dalam meningkatkan kreativitas anak didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu memahami kurikulum yang sedang digunakan saat ini, mampu menjabarkan secara lebih terperinci lagi, mampu merancang dan mengaplikasikan strategi instruksional yang tepat serta dapat memacu dan mengembangkan kreativitas anak didik, guru dituntut untuk menguasai teori-teori yang melandasi pendidikan seni, guru dituntut untuk mampu menerapkan strategi-strategi pembelajaran seni yang tepat, disamping itu guru juga dituntut untuk dapat menciptakan karya seni salah satunya adalah karya  tari .


B. Karakteristik  Tari Pada AUD

Karakteristik tari anak-anak pada umumnya dengan melakukan dan menirukan. Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu tarian yang dapat diamati, maka ia akan mulai membuat tiruan terhadap tarian itu sampai pada tingkat otot-atotnya dan dtuntut oleh dorongan kata hati menirukannya. Karakteristik gerak tari anak dapat dilihat dari perkembangannya. Menurut Kamtini, perkembangan anak umumnya dapat melakukan kegiatan bergerak sebagai berikut:[3]

1.     Menirukan. Anak-anak dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya.
2.     Manipulasi. Dalam hal ini anak-anak secara spontan menampilkan gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan obyek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak adalah:
1.     Bersifat sederhana
2.     Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerakan mengandung tema tertentu
3.    Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang ada disekitarnya
4.     Anak juga menirukan gerak-gerak binatang

Sedang menurut Dewi Melina Surya,  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, antara lain: [4]
1.    Tema, bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Anak akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya. Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak usia dini diantaranya adalah tingkah laku binatang seperti: kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti: ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain-lain.
2.    Bentuk gerak, bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali. Pada dasarnya imajinasi anak usia dini tinggi dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula, bentuk-bentuk gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraan.
3.     Bentuk iringan, anak menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang mudah diingat, misalnya: lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik tari adalah bersifat sederhana, bersifat maknawi dan bertema,  menirukan gerakan orang sekitar, menirukan gerakan binatang, dengan iringan musik yang menyenangkan atau kegembiraan bagi anak-anak usia dini.           

C. Penciptaan Tari pada AUD

Penciptaan tari untuk anak AUD, guru harus lebih mementingkan proses, daripada hasil. Oleh karena itu, guru diharapkan melibatkan anak secara aktif pada setiap langkah. Tujuan kegiatan ini untuk sarana pengembangan potensi dasar anak, dari aspek fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional, seni, dan pengembangan moral dan nilai-nilai agama dalam diri anak.

Widia Pekerti mengemukan langkah-langkah dalam penciptaan tari  dibagi : tahap menemukan gagasan, mendalami gagasan, mewujudkan gagasan dan komunikasi karya pada orang lain dalam kegiatan pementasan tari. [5]

1. Penemuan gagasan adalah tahap menemukan gagasan tema dan gagasan bentuk tari, yang diawali dengan  kegiatan memberikan rangsangan kepada pancaindra, caranya:
a.    Mengamati benda, alam semesta, kegiatan, peristiwa dan sebagainya, atau mendengarkan suara manusia, suara alam, suara binatang, suara alat musik, suara benda, dan sebagainya, atau meraba suatu benda untuk merasakan halus dan kasar, atau merasakan suatu gejala alam, sosial, seni, budaya dan sebagainya.
b.    Merenungkan, menelaah, mencari jawaban dan bertanya kepada orang dianggap tahu tentang sesuatu yang menarik perhatiannya, hasil dari kegiatan melihat, mendengar merasakan yang telah dilakukan. Pada tahap ini biasanya penata tari dan koreografer mulai menemukan gagasan tari, terutama dalam hal tema dan bentuk tari.
c.    Terjun langsung ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan gagasan tari.
d.    Studi pustaka (menelaah buku-buku), berkaitan dengan gagasan tari.

2. Pendalaman gagasan adalah tahap untuk lebih memahami tema tari dan bentuk tari yang akan dibuat, caranya:
a.    Eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan ini berupa berimajinasi, melakukan interpretasi terhadap apa yang telah dilihat, didengar atau dirabanya. Ia bergerak bebas mengikuti kata hatinya, mengikuti imajinasi dan interpretasinya.
b.    Improvisasi, yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang dihasilkan tempo dan ritmenya, sehingga menghasilkan  ragam gerak yang sangat banyak. Contoh kegiatan:
Gerak melompat menirukan katak
Gerak 1 = melompat dengan cara jongkok dengan tempo cepat dan ritme cepat mengikuti musik, arah lurus ke depan.
Gerak 2 = melompat dengan cara jongkok dengan tempo sedang dan ritme sedang, mengikuti musik dan dengan membuat lingkaran.
Gerak 3 = melompat mundur 3 kali, dengan cara jongkok dengan tempo sedang dan ritme sedang, kedua tangan disamping telinga, telapak tangan menghadap ke depan, sepuluh jari dibuka.
Gerak 4 = melompat ke depan 3 kali, dengan cara berdiri badan membungkuk, tempo sedang.
Gerak 5 = melompat ke samping kanan 3 kali, dengan cara berdiri badan membungkuk, tempo sedang, dan seterusnya.
Hasil improvisasi dapat anda ketahui bahwa, 1 ragam gerak melompat menirukan katak, dapat menjadi 5 ragam gerak. Apabila anda mampu  mengembangkan, kemungkinan hasilnya bukan hanya 5 ragam gerak, mungkin dapat menjadi 10 atau bahkan 20 ragam gerak.
Hal penting yang harus diingat oleh penata tari dan koreografer, pada waktu melaksanakan kegiatan ini adalah harus dilakukan secara rileks, terus bergerak tanpa dibebani oleh perasaan takut salah, takut tidak sesuai dengan gagasan dan sebagainya.
c.    Evaluasi adalah pengalaman untuk menilai dan menyeleksi  ragam gerak yang telah dihasilkan dalam tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini penata tari dan koreografer mulai menyeleksi, dengan cara membuang ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil seleksi inilah yang akan digarap ole penata tari dan koreografer pada tahap komposisi tari.
Contoh kegiatannya:
5 ragam gerak melompat menirukan katak dicermati kembali. Gerak yang cocok dengan tema dan bentuk  tari yang akan diinginkan dipilih, sedangkan gerak yang tidak cocok dibuang. Dari 5 ragam gerak hasil improvisasi, kemungkinan hanya gerak nomor 1 atau 2 atau 5 saja yang dipilih. Bahkan, tidak menutup kemungkinan apabila lima macam gerak  itu semuanya tidak dipakai. Jika demikian yang terjadi, maka kewajiban penata tari dan koreografer adalah harus melakukan improvisasi gerak melompat menirukan katak kembali, sampai menemukan gerak seperti yang diinginkan.

3  3. Perwujudan gagasan/komposisi tari adalah tahap membuat susunan ragam gerak, desain lantai, dramatik sesuai dengan tema tari dan bentuk tari yang diinginkan Pementasan Tari. Kegiatan mempertunjukkan karya tari di depan penonton. Rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pementasan dan pembahasan/evaluasi tari. Masing-masing kegiatan memliki fungsi sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan. Bentuk kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk latihan gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan penata tari dan koreografer kepada penonton.

D. Pementasan Tari pada AUD

Rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pagelaran dan pembahasan/evaluasi tari, masing-masing kegiatan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan. Bentuk kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk latihan gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan penata tari dan koreografer kepada penonton. Sedangkan pembahasan/evaluasi tari berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan tari berikutnya.[6]

  1. Latihan
Bagi guru latihan tari merupakan sarana untuk melatih berbagai  keterempilan dan sikap anak. Melalui kegiatan latihan guru melatih keterampilan anak bergerak, melatih kepekaan ritme dan tempo/musik kepada anak, melatih kemampuan menghayati dan mengungkapkan peran yang sedang ditarikan. Berbagai sikap anak juga dapat ditumbuh kembangkan melalui kegiatan latihan ini, diantaranya; sikap mau dan dapat bekerja sama dengan orang lain, sikap berani berkomunikasi dengan orang lain dan sikap mau berusaha. Jenis kegiatan yang dilakukan pada latihan ini adalah :

a.    Latihan gerak
b.    Latihan penguasaan tempat menari, dengan cara melatih anak-anak menempati posisinya masing-masing dan melatih perubahan posisi dan perubahan formasi.
c.    Latihan menyelaraskan gerak denagn musik
d.    Latihan menghayati peran sesuai tema tari
Bentuk kegiatan menghayati peran dan tema tari, sebagai berikut
1)    Guru bertanya kepada anak tentang peran dan tema tari, biarkan anak memberikan jawaban berdasarkan apa yang mereka ketahui, berdasarkan imajinasi dan interpretasinya.
2)    Guru menjelaskan dan memberi contoh ekspresi wajah dan gerak tubuh kemudian mengarahkan dan membimbing anak untuk melakukan.

Hal penting yang perlu diperhatikan guru TK dalam kegiatan ini adalah guru memberikan bimbingan dengan perasaan cinta kasih kepada anak-anak, memberikan kebebasan kepada anak menerjemahkan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Larangan-larangan yang terlalu sering dilakukan oleh guru dapat mengakibatkan anak patah semangat.

  1. Pementasan Tari

Rangkaian kegiatan setelah latihan adalah pementasan tari. Kegiatan ini merupakan puncak dari keseluruhan proses penciptaan tari. Pementasan tari sebagai media untuk menunjukkan hasil karya anak dan guru kepada orang lain. Berbagai sikap anak dapat tumbuh dan berkembang dari kegiatan ini, diantaranya; memupuk sikap percaya diri bagi anak, memupuk sikap berani tampil di depan orang banyak, memupuk sikap berani mengekspresikan diri. Jenis kegiatan pementasan tari adalah anak-anak (penari) menari didepan penonton, mengenakan tata rias dan busana yang cocok dengan peran atau tema tarinya. Apabila memungkinkan, pementasan tari dilengkapi dengan tata lampu, tata panggung dan tata surya yang sesuai.

Satu hari sebelum pementasan tari, dilakukan latihan bersama yang pelaksanaannya sama dengan urutan acara dihari pementasan. Latihan ini disebut dengan gladi bersih (general repetition). Tujuan gladi bersih bagi anak-anak adalah untuk :

a.    Mengenalkan anak-anak kepada tempat pentas sehingga mereka tahu posisi ketika menari
b.    Mengenalkan anak kepada urutan acara, sehingga mereka mempunyai gambaran urutan saat menari.

Tujuan gladi bersih, bagi panitia pementasan tari adalah intuk
a.    Mengontrol lamanya waktu pementasan
b.    Menyusun dinamika acara agar menarik dan tidak membosankan
c.    Mengkontrol hambatan dan kesulitan teknis dan secepatnya diatasi, sehingga saat pementasan dapat berjalan lancar tanpa hambatan

Ada 2 aspek penting yang mendukung keberhasilan pementasan tari, yaitu mutu pementasan tari dan pengelolaan pementasan tari yang baik. ukuran keberhasilan mutu pementasan tari anak-anak TK, apabila anak-anak mampu mengungkapkan gagasan, perasaan, pengalamannya melaui tari diatas pentas, bukan terletak pada mahal atau lengkapnya busana  tari yang dipakai, atau karena mewahnya panggung tempat pementasan.

Sedangkan keberhasilan pengelolaan pementasan tari, dapat diukur dari kelancaran, keteraturan dan ketertiban acara selama pementasan berlangsung. Untuk tujuan tersebut memerlukan kepanitiaan. Kepanitiaan sangat bergantung pada kegunaan dan taraf pementasan. Untuk pementasa kecil, dapat dibuat sederhana hanya melibatkan beberapa orang saja, misalnya: seksi latihan, penata rias dan busana, penata pentas, pembawa acara, dokumentasi, dan konsumsi, atau dapat disederhanakan lagi sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi. Untuk pementasan besar diperlukan kepanitiaan yang lengkap, terdiri dari:
Pengurus harian :        ketua pelaksanaan pentas harian, Sekretaris, dan Bendahara. Seksi bidang artistik :            penata pentas/ panggung, Penata rias/busana, Penata lampu, Penata suara, Koordinator latihan, dan Koordinator acara/pembawa acara. Seksi bidang non-artistik : konsumsi, perlengkapan, publikasi, dokumentasi, kebersihan tempat pementasan, kesehatan dan keamanan.

  1. Pembahasan/Evaluasi Tari

Pembahasan/evaluai tari merupakan rangkaian kegiatan akhir pementasan tari, bentuk kegiatannya adalah pembahasan tentang kekurangan dan kelebihan mutu pementasan tari dan mutu pengelolaan pementasan tari. Kegiatan pembahasan/evaluasi ini berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan pementasan tari berikutnya. Bagi anak-anak kegiatan ini bermanfaat untuk melatih kemampuannya melihat, merasakan, dan menanggapi terhadap hal-hal yang baru saja mereka lihat dan dengar dari atas pentas, pada akhirnya anak dapat menghargai tari dan dapat memberikan penilaian kepada pementasan tari. Bagi anak kegiatan ini juga bermanfaat memupuk sikap berani mengemukakan pendapat kepada orang lain.

Contoh bentuk kegiatannya adalah guru bertanya kepada anak mengenai hal-hal yang baru saja mereka lihat dan dengar dari atas pentas, guru minta pendapat anak tentang mana tarian yang menarik baginya, dan guru menanyakan kepada anak, mengapa menurut pendapatnya tarian itu menari, dan seterusnya.


E. Kesimpulan

Karakteristik tari pada AUD adalah bersifat sederhana, bersifat maknawi dan bertema,  menirukan gerakan orang sekitar, menirukan gerakan binatang, dengan iringan musik yang menyenangkan atau kegembiraan bagi anak-anak usia dini.

Langkah-langkah dalam penciptaan tari  pada AUD dibagi : tahap menemukan gagasan, mendalami gagasan, mewujudkan gagasan dan komunikasi karya pada orang lain. Penemuan gagasan adalah tahap menemukan gagasan tema dan gagasan bentuk tari, yang diawali dengan  kegiatan memberikan rangsangan kepada pancaindra. Pendalaman gagasan adalah tahap untuk lebih memahami tema tari dan bentuk tari yang akan dibuat. Perwujudan gagasan/komposisi tari adalah tahap membuat susunan ragam gerak, desain lantai, dramatik sesuai dengan tema tari dan bentuk tari yang diinginkan Pementasan Tari.

Pementasan tari pada AUD adalah latihan, pagelaran dan pembahasan/evaluasi tari, masing-masing kegiatan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan. Bentuk kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk latihan gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan penata tari dan koreografer kepada penonton. Sedangkan pembahasan/evaluasi tari berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan tari berikutnya

F. Saran

Disarankan kemampuan guru dalam mengembangkan kreativitas anak melalui pemantapan keterampilan dalam berkarya seni dan wawasan guru terhadap materi, tujuan dan hakekat pendidikan seni. Serta sarana prasarana penunjang pendidikan seni tari yang ada di sekolah untuk ditingkatkan, supaya pembelajaran seni untuk anak usia dini tidak berjalan sendiri-sendiri, dan ada kesinambungan serta keterkaitan antara seni yang satu dengan seni yang lain.

Disarankan guru dalam menciptakan karya tari pada AUD agar membuat anak senang/gembira, gerakan  dibuat sederhana, gerakan yang mudah, disertai iringan musik yang menyenangkan dan menggambarkan. Diharapkan anak bisa menari tanpa rasa takut, tapi justru anak menyukainya.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi Melina Surya. Tari Kreatif Sebagai Media Pendidikan Anak Usia Dini. Prosiding Pendidikan Seni dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Kreativitas dalam Pengembangan Karakter Anak Usia Dini. Bandung : Bintang Warli Atika, 2015

Kamtini. Bermain Melalui Gerak dan Lagu. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.2005

Sri Setyowati. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk anak TK. Surabaya: Unesa University Press, 2007

Nursito, Kiat Menggali Kreativitas. Jakarta: Mitra Gama Widya, 2000
Widia Pekerti dkk. Metode Pengembangan Seni. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. 2014



[1] Setyowati, Sri. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk anak TK.( Surabaya: Unesa University Press, 2007). h. 11
[2] Nursito, Kiat Menggali Kreativitas. (Jakarta: Mitra Gama Widya, 2000).h. 11


[3] Kamtini. Bermain Melalui Gerak dan Lagu. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.2005), h. 80
[4] Dewi Melina Surya. Tari Kreatif Sebagai Media Pendidikan Anak Usia Dini. Prosiding Pendidikan Seni dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Kreativitas dalam Pengembangan Karakter Anak Usia Dini. (Bandung : Bintang Warli Atika, 2015), h. 32
[5] Widia Pekerti dkk. Metode Pengembangan Seni .(Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. 2014). 7.11
[6] Widia Pekerti dkk. Metode … h 7.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar