Oleh; Azizatul
Fuad, Siti Rahmah, Yayu Sri Wahyu Ningsih
A. Latar Belakang
Pendidikan seni di AUD,
termasuk seni tari bukan untuk menjadikan anak sebagai seorang yang ahli dalam
bidang seni, akan tetapi pendidikan seni bagi anak-anak adalah sebagai salah
satu media untuk memenuhi fungsi perkembangan dan pertumbuhan anak, baik
fisik,maupun psikisnya.
Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak
yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah
sehingga sesuai dengan tema, maksud dan tujuan atau isi tarian. Melihat gerak
sebagai media ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang
yang bisa bergerak pasti bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau
anak-anak usia prasekolah.
Tari sangat berpengaruh dalam perkembangan gerak anak, menurut
Murgiyanto sebagaimana dikutip oleh Setyowati, bahwa hubungan gerak tari dan
motorik kasar anak sangat berkaitan, karena gerak anak menimbulkan gerakan –
gerakan yang bermakna untuk anak, oleh karena itu apabila anak bisa bergerak
apa saja akan menciptakan motorik anak jadi semakin kreatif dan berkembang.[1]
Sementara itu pembelajaran seni untuk AUD terlihat berjalan
sendiri-sendiri, dan tidak ada kesinambungan serta keterkaitan antara seni yang
satu dengan seni yang lain. Hal ini disebabkan salah satunya karena ketidakmampuan guru dalam
mengembangkan kreativitas anak. Keadaan ini lebih diperburuk dengan kekurang
mantapan keterampilan dalam berkarya seni, minimnya wawasan guru terhadap
materi, tujuan dan hakekat pendidikan seni serta kurangnya sarana yang ada di
sekolah.[2]
Pembelajaran seni tari jika dikelola dengan baik akan dapat
memberi sumbangan dalam meningkatkan kreativitas anak didik. Oleh karena itu guru
dituntut untuk mampu memahami kurikulum yang sedang digunakan saat ini, mampu
menjabarkan secara lebih terperinci lagi, mampu merancang dan mengaplikasikan
strategi instruksional yang tepat serta dapat memacu dan mengembangkan
kreativitas anak didik, guru dituntut untuk menguasai teori-teori yang
melandasi pendidikan seni, guru dituntut untuk mampu menerapkan
strategi-strategi pembelajaran seni yang tepat, disamping itu guru juga dituntut
untuk dapat menciptakan karya seni salah satunya adalah karya tari .
B. Karakteristik Tari Pada AUD
Karakteristik tari anak-anak pada
umumnya dengan melakukan dan menirukan. Apabila ditunjukkan kepada anak didik
suatu tarian yang dapat diamati, maka ia akan mulai membuat tiruan terhadap
tarian itu sampai pada tingkat otot-atotnya dan dtuntut oleh dorongan kata hati
menirukannya. Karakteristik gerak tari anak dapat dilihat dari perkembangannya.
Menurut Kamtini, perkembangan anak umumnya dapat melakukan kegiatan bergerak
sebagai berikut:[3]
1.
Menirukan. Anak-anak dalam bermain senang
menirukan sesuatu yang dilihatnya.
2.
Manipulasi. Dalam hal ini anak-anak secara
spontan menampilkan gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Tetapi dari
pengamatan obyek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.
Secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa karakteristik gerak fisik anak adalah:
1.
Bersifat sederhana
2.
Biasanya bersifat maknawi dan bertema, artinya
tiap gerakan mengandung tema tertentu
3.
Gerak
anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang ada
disekitarnya
4.
Anak juga menirukan gerak-gerak binatang
Sedang menurut Dewi Melina Surya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini,
antara lain: [4]
1.
Tema,
bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Anak
akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya.
Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak usia dini diantaranya
adalah tingkah laku binatang seperti: kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek
dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti: ayah, ibu,
dokter, insinyur dan lain-lain.
2.
Bentuk
gerak, bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada
umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat
sederhana sekali. Pada dasarnya imajinasi anak usia dini tinggi dan mempunyai
daya kreativitas yang tinggi pula, bentuk-bentuk gerak yang lincah, cepat dan
seakan menggambarkan kegembiraan.
3.
Bentuk iringan, anak menyenangi musik iringan
yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang
mudah diingat, misalnya: lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lain-lain.
Jadi dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa karakteristik tari adalah bersifat sederhana, bersifat
maknawi dan bertema, menirukan gerakan
orang sekitar, menirukan gerakan binatang, dengan iringan musik yang menyenangkan
atau kegembiraan bagi anak-anak usia dini.
C. Penciptaan Tari pada AUD
Penciptaan tari untuk anak AUD, guru
harus lebih mementingkan proses, daripada hasil. Oleh karena itu, guru
diharapkan melibatkan anak secara aktif pada setiap langkah. Tujuan kegiatan
ini untuk sarana pengembangan potensi dasar anak, dari aspek fisik, bahasa,
kognitif, sosial emosional, seni, dan pengembangan moral dan nilai-nilai agama
dalam diri anak.
Widia Pekerti mengemukan
langkah-langkah dalam penciptaan tari
dibagi : tahap menemukan gagasan, mendalami gagasan, mewujudkan gagasan
dan komunikasi karya pada orang lain dalam kegiatan pementasan tari. [5]
1. Penemuan
gagasan adalah
tahap menemukan gagasan tema dan gagasan bentuk tari, yang diawali
dengan kegiatan memberikan
rangsangan kepada pancaindra, caranya:
a. Mengamati benda, alam semesta,
kegiatan, peristiwa dan sebagainya, atau mendengarkan suara manusia, suara
alam, suara binatang, suara alat musik, suara benda, dan sebagainya, atau
meraba suatu benda untuk merasakan halus dan kasar, atau merasakan suatu gejala
alam, sosial, seni, budaya dan sebagainya.
b. Merenungkan, menelaah, mencari jawaban
dan bertanya kepada orang dianggap tahu tentang sesuatu yang menarik
perhatiannya, hasil dari kegiatan melihat, mendengar merasakan yang telah
dilakukan. Pada tahap ini biasanya penata tari dan koreografer mulai menemukan
gagasan tari, terutama dalam hal tema dan bentuk tari.
c. Terjun langsung ke lapangan mengamati
hal-hal yang berkaitan dengan gagasan tari.
d. Studi pustaka (menelaah buku-buku),
berkaitan dengan gagasan tari.
2. Pendalaman gagasan adalah tahap untuk lebih memahami
tema tari dan bentuk tari yang akan dibuat, caranya:
a. Eksplorasi, yaitu pengalaman melakukan
penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan ini berupa
berimajinasi, melakukan interpretasi terhadap apa yang telah dilihat, didengar
atau dirabanya. Ia bergerak bebas mengikuti kata hatinya, mengikuti imajinasi
dan interpretasinya.
b. Improvisasi, yaitu pengalaman secara spontanitas
mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh
pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang dihasilkan tempo dan
ritmenya, sehingga menghasilkan ragam
gerak yang sangat banyak. Contoh kegiatan:
Gerak melompat menirukan katak
Gerak 1 = melompat dengan cara jongkok
dengan tempo cepat dan ritme cepat mengikuti musik, arah lurus ke depan.
Gerak 2 = melompat dengan cara jongkok
dengan tempo sedang dan ritme sedang, mengikuti musik dan dengan membuat
lingkaran.
Gerak 3 = melompat mundur 3 kali,
dengan cara jongkok dengan tempo sedang dan ritme sedang, kedua tangan
disamping telinga, telapak tangan menghadap ke depan, sepuluh jari dibuka.
Gerak 4 = melompat ke depan 3 kali,
dengan cara berdiri badan membungkuk, tempo sedang.
Gerak 5 = melompat ke samping kanan 3
kali, dengan cara berdiri badan membungkuk, tempo sedang, dan seterusnya.
Hasil improvisasi dapat anda ketahui
bahwa, 1 ragam gerak melompat menirukan katak, dapat menjadi 5 ragam gerak.
Apabila anda mampu mengembangkan,
kemungkinan hasilnya bukan hanya 5 ragam gerak, mungkin dapat menjadi 10 atau
bahkan 20 ragam gerak.
Hal penting yang harus diingat oleh
penata tari dan koreografer, pada waktu melaksanakan kegiatan ini adalah harus
dilakukan secara rileks, terus bergerak tanpa dibebani oleh perasaan takut
salah, takut tidak sesuai dengan gagasan dan sebagainya.
c. Evaluasi adalah pengalaman untuk menilai dan
menyeleksi ragam gerak yang telah
dihasilkan dalam tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini penata tari dan
koreografer mulai menyeleksi, dengan cara membuang ragam gerak yang tidak
sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil seleksi
inilah yang akan digarap ole penata tari dan koreografer pada tahap komposisi
tari.
Contoh kegiatannya:
5 ragam gerak melompat menirukan katak
dicermati kembali. Gerak yang cocok dengan tema dan bentuk tari yang akan diinginkan dipilih, sedangkan
gerak yang tidak cocok dibuang. Dari 5 ragam gerak hasil improvisasi,
kemungkinan hanya gerak nomor 1 atau 2 atau 5 saja yang dipilih. Bahkan, tidak
menutup kemungkinan apabila lima macam gerak
itu semuanya tidak dipakai. Jika demikian yang terjadi, maka kewajiban
penata tari dan koreografer adalah harus melakukan improvisasi gerak melompat
menirukan katak kembali, sampai menemukan gerak seperti yang diinginkan.
3 3. Perwujudan gagasan/komposisi tari adalah tahap membuat susunan ragam
gerak, desain lantai, dramatik sesuai dengan tema tari dan bentuk tari yang
diinginkan Pementasan Tari. Kegiatan mempertunjukkan karya tari di depan
penonton. Rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pementasan dan
pembahasan/evaluasi tari. Masing-masing kegiatan memliki fungsi
sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan. Bentuk
kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk latihan
gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan penata
tari dan koreografer kepada penonton.
D. Pementasan Tari pada AUD
Rangkaian kegiatan pementasan tari
adalah latihan, pagelaran dan pembahasan/evaluasi tari, masing-masing kegiatan
memiliki fungsi sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan.
Bentuk kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk
latihan gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan
penata tari dan koreografer kepada penonton. Sedangkan pembahasan/evaluasi tari
berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan tari berikutnya.[6]
- Latihan
Bagi guru latihan tari
merupakan sarana untuk melatih berbagai keterempilan dan sikap anak. Melalui kegiatan
latihan guru melatih keterampilan anak bergerak, melatih kepekaan ritme dan
tempo/musik kepada anak, melatih kemampuan menghayati dan mengungkapkan peran
yang sedang ditarikan. Berbagai sikap anak juga dapat ditumbuh kembangkan
melalui kegiatan latihan ini, diantaranya; sikap mau dan dapat bekerja sama
dengan orang lain, sikap berani berkomunikasi dengan orang lain dan sikap mau
berusaha. Jenis kegiatan yang dilakukan pada latihan ini adalah :
a. Latihan gerak
b. Latihan penguasaan tempat menari,
dengan cara melatih anak-anak menempati posisinya masing-masing dan melatih
perubahan posisi dan perubahan formasi.
c. Latihan menyelaraskan gerak denagn
musik
d. Latihan menghayati peran sesuai tema
tari
Bentuk kegiatan menghayati peran dan
tema tari, sebagai berikut
1) Guru bertanya kepada anak tentang
peran dan tema tari, biarkan anak memberikan jawaban berdasarkan apa yang
mereka ketahui, berdasarkan imajinasi dan interpretasinya.
2) Guru menjelaskan dan memberi contoh
ekspresi wajah dan gerak tubuh kemudian mengarahkan dan membimbing anak untuk
melakukan.
Hal penting
yang perlu diperhatikan guru TK dalam kegiatan ini adalah guru memberikan
bimbingan dengan perasaan cinta kasih kepada anak-anak, memberikan kebebasan
kepada anak menerjemahkan hal-hal yang disampaikan oleh guru. Larangan-larangan
yang terlalu sering dilakukan oleh guru dapat mengakibatkan anak patah
semangat.
- Pementasan
Tari
Rangkaian
kegiatan setelah latihan adalah pementasan tari. Kegiatan ini merupakan puncak
dari keseluruhan proses penciptaan tari. Pementasan tari sebagai media untuk
menunjukkan hasil karya anak dan guru kepada orang lain. Berbagai sikap anak
dapat tumbuh dan berkembang dari kegiatan ini, diantaranya; memupuk sikap
percaya diri bagi anak, memupuk sikap berani tampil di depan orang banyak,
memupuk sikap berani mengekspresikan diri. Jenis kegiatan pementasan tari
adalah anak-anak (penari) menari didepan penonton, mengenakan tata rias dan
busana yang cocok dengan peran atau tema tarinya. Apabila memungkinkan,
pementasan tari dilengkapi dengan tata lampu, tata panggung dan tata surya yang
sesuai.
Satu hari
sebelum pementasan tari, dilakukan latihan bersama yang pelaksanaannya sama
dengan urutan acara dihari pementasan. Latihan ini disebut dengan gladi bersih (general repetition). Tujuan gladi
bersih bagi anak-anak adalah untuk :
a. Mengenalkan anak-anak kepada tempat
pentas sehingga mereka tahu posisi ketika menari
b. Mengenalkan anak kepada urutan acara,
sehingga mereka mempunyai gambaran urutan saat menari.
Tujuan gladi
bersih, bagi panitia pementasan tari adalah intuk
a. Mengontrol lamanya waktu pementasan
b. Menyusun dinamika acara agar menarik
dan tidak membosankan
c. Mengkontrol hambatan dan kesulitan
teknis dan secepatnya diatasi, sehingga saat pementasan dapat berjalan lancar
tanpa hambatan
Ada 2 aspek
penting yang mendukung keberhasilan pementasan tari, yaitu mutu pementasan tari
dan pengelolaan pementasan tari yang baik. ukuran keberhasilan mutu pementasan
tari anak-anak TK, apabila anak-anak mampu mengungkapkan gagasan, perasaan,
pengalamannya melaui tari diatas pentas, bukan terletak pada mahal atau
lengkapnya busana tari yang dipakai,
atau karena mewahnya panggung tempat pementasan.
Sedangkan
keberhasilan pengelolaan pementasan tari, dapat diukur dari kelancaran,
keteraturan dan ketertiban acara selama pementasan berlangsung. Untuk tujuan
tersebut memerlukan kepanitiaan. Kepanitiaan sangat bergantung pada kegunaan
dan taraf pementasan. Untuk pementasa kecil, dapat dibuat sederhana hanya
melibatkan beberapa orang saja, misalnya: seksi latihan, penata rias dan
busana, penata pentas, pembawa acara, dokumentasi, dan konsumsi, atau dapat
disederhanakan lagi sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi. Untuk pementasan
besar diperlukan kepanitiaan yang lengkap, terdiri dari:
Pengurus
harian : ketua pelaksanaan pentas
harian, Sekretaris, dan Bendahara. Seksi bidang artistik : penata pentas/ panggung, Penata
rias/busana, Penata lampu, Penata suara, Koordinator latihan, dan Koordinator
acara/pembawa acara. Seksi bidang non-artistik : konsumsi, perlengkapan,
publikasi, dokumentasi, kebersihan tempat pementasan, kesehatan dan keamanan.
- Pembahasan/Evaluasi
Tari
Pembahasan/evaluai
tari merupakan rangkaian kegiatan akhir pementasan tari, bentuk kegiatannya
adalah pembahasan tentang kekurangan dan kelebihan mutu pementasan tari dan
mutu pengelolaan pementasan tari. Kegiatan pembahasan/evaluasi ini berfungsi
untuk umpan balik demi kesempurnaan pementasan tari berikutnya. Bagi anak-anak
kegiatan ini bermanfaat untuk melatih kemampuannya melihat, merasakan, dan
menanggapi terhadap hal-hal yang baru saja mereka lihat dan dengar dari atas
pentas, pada akhirnya anak dapat menghargai tari dan dapat memberikan penilaian
kepada pementasan tari. Bagi anak kegiatan ini juga bermanfaat memupuk sikap
berani mengemukakan pendapat kepada orang lain.
Contoh bentuk
kegiatannya adalah guru bertanya kepada anak mengenai hal-hal yang baru saja
mereka lihat dan dengar dari atas pentas, guru minta pendapat anak tentang mana
tarian yang menarik baginya, dan guru menanyakan kepada anak, mengapa menurut
pendapatnya tarian itu menari, dan seterusnya.
E. Kesimpulan
Karakteristik tari pada AUD adalah
bersifat sederhana, bersifat maknawi dan bertema, menirukan gerakan orang sekitar, menirukan
gerakan binatang, dengan iringan musik yang menyenangkan atau kegembiraan bagi
anak-anak usia dini.
Langkah-langkah dalam penciptaan
tari pada AUD dibagi : tahap menemukan
gagasan, mendalami gagasan, mewujudkan gagasan dan komunikasi karya pada orang
lain. Penemuan gagasan adalah tahap menemukan gagasan tema dan gagasan bentuk
tari, yang diawali dengan kegiatan
memberikan rangsangan kepada pancaindra. Pendalaman gagasan adalah tahap untuk
lebih memahami tema tari dan bentuk tari yang akan dibuat. Perwujudan
gagasan/komposisi tari adalah tahap membuat susunan ragam gerak, desain lantai,
dramatik sesuai dengan tema tari dan bentuk tari yang diinginkan Pementasan
Tari.
Pementasan tari pada AUD adalah
latihan, pagelaran dan pembahasan/evaluasi tari, masing-masing kegiatan
memiliki fungsi sendiri-sendiri. Latihan berfungsi untuk persiapan pementasan.
Bentuk kegiatannya adalah penata tari dan koreografer melatih penari, untuk latihan
gerak bersama musiknya. Pergelaran berfungsi untuk komunikasi gagasan penata
tari dan koreografer kepada penonton. Sedangkan pembahasan/evaluasi tari
berfungsi untuk umpan balik demi kesempurnaan tari berikutnya
F. Saran
Disarankan kemampuan guru dalam mengembangkan kreativitas anak
melalui pemantapan keterampilan dalam berkarya seni dan wawasan guru terhadap
materi, tujuan dan hakekat pendidikan seni. Serta sarana prasarana penunjang
pendidikan seni tari yang ada di sekolah untuk ditingkatkan, supaya pembelajaran
seni untuk anak usia dini tidak berjalan sendiri-sendiri, dan ada kesinambungan
serta keterkaitan antara seni yang satu dengan seni yang lain.
Disarankan
guru dalam menciptakan karya tari pada AUD agar membuat anak senang/gembira,
gerakan dibuat sederhana, gerakan yang
mudah, disertai iringan musik yang menyenangkan dan menggambarkan. Diharapkan anak
bisa menari tanpa rasa takut, tapi justru anak menyukainya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Melina Surya. Tari Kreatif Sebagai Media Pendidikan Anak
Usia Dini. Prosiding Pendidikan Seni dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis
Kreativitas dalam Pengembangan Karakter Anak Usia Dini. Bandung : Bintang
Warli Atika, 2015
Kamtini. Bermain Melalui Gerak dan Lagu. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi.2005
Sri Setyowati. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk
anak TK. Surabaya: Unesa University Press, 2007
Nursito,
Kiat Menggali Kreativitas. Jakarta: Mitra Gama Widya, 2000
Widia Pekerti dkk. Metode Pengembangan Seni. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka. 2014
[1] Setyowati,
Sri. Pendidikan Seni Tari dan Koreografi
untuk anak TK.( Surabaya: Unesa University Press, 2007). h. 11
[3] Kamtini. Bermain
Melalui Gerak dan Lagu. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.2005), h. 80
[4] Dewi Melina Surya. Tari
Kreatif Sebagai Media Pendidikan Anak Usia Dini. Prosiding Pendidikan Seni dan
Aplikasi Pembelajaran Berbasis Kreativitas dalam Pengembangan Karakter Anak
Usia Dini. (Bandung : Bintang Warli Atika, 2015), h. 32
[5] Widia Pekerti dkk. Metode
Pengembangan Seni .(Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. 2014). 7.11
[6] Widia Pekerti dkk. Metode
… h 7.24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar