Senin, 29 Oktober 2018

Pendapat Masyarakat Tentang Profesi Guru

oleh : Azizatul Fuad  

Bagaimana pandangan masyarakat pada profesi guru, disini penulis mewancarai 3 narasumber yang mewakili masyarakat dari berbagai profesi. Apakah guru itu profesi biasa saja, mulia atau luar biasa, mari kita simak pendapat mereka :

1.    Menurut Ibu Suprihatiningsih, ST (Pengusaha)
Guru itu profesi yang sangat mulia dan sangat terhormat di masyarakat. Semua orang pasti setuju ini. Karena semua orang-orang yang sekarang telah bekerja entah jadi tukang, karyawan, pegawai, dokter, pengusaha, pegawai, dan sebagainya pasti tidak bisa melupakan jasa gurunya. Bagaimanapun belajar membaca dan berhitung mula-mula tidak mampu dilakukan oleh serorang ibu tanpa sentuhan seorang guru. Selanjutnya juga ketika kita dewasa mulai sekolah SD, SMP, SMA/SMK maka hari-hari kita berisi belajar yang dibimbing guru. 
Rasanya kita tidak mampu untuk belajar sendiri, tanpa bantuan guru. Gurulah yang memberi kita motivasi, membimbing dan membantu kita. Kita kesulitan belajar bertanya pada guru bahkan masalah-maslah pribadi kita tidak segan-segan mengadu dan minta bantuan guru untuk membantu menyelesaikan.

Pokoknya guru itu orang yang paling hebat di dunia dan tidak bisa dilupakan jasa-jasanya begitu saja.

Terus terang hidup saya ini mungkin dianggap sukses oleh orang lain, dan ini saya akui karena peran-peran guru saya dalam mendidik saya. Ilmu-ilmu yang dari guru saya dapat diterapkan dalam dunia kerja, termasuk nasehat-nasehat guru saya masih terngiang-ngiang hingga sekarang. Jadi saya tekankan bahwa kesuksesan ini karena sentuhan guru saya.

2.    Menurut Ibu Musarofah (Ibu Rumah Tangga)
Kalau kita sekolah sampai SMK saja tidak sampai kuliah, tapi anak-anak kita semua kuliah dan ini penting untuk masa depan mereka. Kita bisanya memberi warisan berupa ilmu kepada anak-anak. Kalau harta kita tidak melimpah. Bahkan takut kalau nanti kita beri anak-anak warisan harta bisa berebut harta dan saling bunuh.
Tapi dengan ilmu maka anak-anak bisa memiliki bekal untuk masa depannya yaitu bekerja sesuai keinginannya. Disamping itu dengan memiliki ilmu ana k-anak mempunyai sikap yang baik kepada orang tua maupun orang lain, maksudnya dengan memilki ilmu anak-anak bisa mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah.

Hubungannya dengan guru tentu ada. Disekolah anak-anak kita disamping diajar dengan ilmu umum juga dapat pelajaran ilmu agama dan penanaman budi pekerti. Makanya saya senang kalau anak-anak  bersekolah, tapi kalau anak tidak sekolah, keluyuran, rasanya ikut sedih, mau jadi apa mereka. Sekolah itu penting jaman sekarang ini, jangan seperti kita yang cuma lulus sampai SMK saja dulu namanya SMEA. Itu dulu yang persaingan hidup tidak seketat sekarang dan sesulit sekarang.

Pokoknya kita hormat pada bapak ibu guru, jaman muda dulu rasanya kita hapal sama semua guru. Kita segan dan hormat pada guru. Kalau bapak ibu guru sakit kita jenguk sama-sama. Kalau bapak ibu guru punya acara kita ikut membantu. Kita masih ingat kalau guru datang kita sambut, kita salim, terus berebut membawa tas guru. Apa jaman sekarang masih seperti itu dulu ya. Mudah-mudahan saja begitu, tapi kita tetap tekankan pada anak cucu untuk hormat dan patuh pada guru, supaya ilmu yang diperoleh menjadi berkah.  

3.   Bapak Falah Yunus ( Pendidik dan Ketua RT 44 Perum Graha Indah, Kel. Air Putih, Kec. Samarinda Ulu).

Bapak Falah Yunus ketika ditanya oleh penulis, menjawab dengan bercerita :
Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II, kaisar Jepang mengumpulkan para rakyatnya. “Masih berapa jumlah guru yang tersisa di negeri ini ?” tanya kaisar kepada rakyatnya, seusai negeri itu dibombardir pasukan Amerika. Pertanyaan kaisar ini diprotes oleh tentara Jepang yang juga yang juga hadir dalam pertemuan darurat itu. “Wahai kaisar mengapa tuan tak menanyakan jumlah kami yang tersisa, sebab kamilah yang mati-matian membela negeri ini”, ujar seorang perwira militer yang luput dari serbuan ganas tentara AS.
“Jika di negeri ini masih ada guru, kita akan segera bangkit dari kekalahan kita. Dari gurulah nanti akan lahir insinyur, dokter, dan tenaga-tenaga terampil lainnya guna membangun negeri ini”, jawab kaisar.

Ucapan kaisar terbukti benar, hingga sekarang Jepang merupakan salah satu raksasa dunia yang menguasai sektor perdagangan dunia dengan produk-produk hasil teknologi mereka. Coba tengok di Negara kita sendiri hampir semua produk elektronik, motor, mobil semua adalah made in Japan.

Selanjutnya bapak Falah Yunus menyatakan : “Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000).”

Dari kisah kaisar Hirohito yang mencoba mengumpulkan guru ketika Jepang hancur lebur, dari hasil studi Negara maju tentang sumbangan peran guru dalam prestasi belajar siswa. Maka Jelas bahwa kemajuan bangsa adalah karena bangsa yang cerdas, bangsa yg cerdas adalah karena pendidikan. Pendidikan yang maju yang mempunya peran sentral adalah guru. Dari para guru-guru akan terlahir orang-orang yang cerdas.

Tentu saja untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini tidak mudah untuk menjadi guru, paling tidak guru harus memiliki 4 kemampuan (kompetensi) yaitu :
1.   Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian  dari seorang guru baik dalam bidang Ilmu yang diampunya maupun pekerjaan lain sebagai guru.
2.  Kompetensi Kepribadian yaitu   guru harus memiliki kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes, berwawasan luas, berkomunikasi, kreatif inovatif.
3.    Kompetensi Paedagogik yaitu kemampuan dalam pembelajaran atau pendidikan seperti memahami sifat, ciri anak didik, menguasai beberapa metodologi mengajar, menguasai cara melakukan assessment (penilaian).
4.   Kompetensi Sosial yaitu kemampuan bergaual dengan masyarakat seperti empati, toleransi, bekerja sama dengan orang lain.

Terakhir saya ikut bangga dan bahagia karena guru-guru sekarang tidak lagi menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, tapi sudah benar-benar menjadi pahlawan bangsa dimana guru-guru yang telah memenuhi syarat (memiliki sertifikat pendidik) akan memperoleh  tunjangan profesi sebesar gaji pokok. Istilahnya guru memperoleh sertifikasi guru, dimana guru memperoleh tunjangan profesi untuk  kesejahteraan hidupnya. Saya berharap bapak ibu guru itu setelah memperoleh tunjangan profesi akan diikuti dengan meningkat mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia.

Demikian pendapat 3 narasumber yang dapat penulis simpulkan bahwa :
1.    Guru adalah pemberi motivasi dan pembimbing yang berpengaruh besar pada kesuksesan kita dimasa depan. Kita sekolah dari SD, SMP, SMA, SMK tidak akan brhasil tanpa sentuh guru.
2.    Guru adalah orang membekali siswa dengan ilmu umum, agama dan budi pekerti sehingga anak-anak akan memiliki ilmu dan budi pekerti yang berguna untuk masa depannya
3.  Guru adalah tulang punggung untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga dapat memajukan negara. Dengan 4 kompetensi yang dimilki guru dan tunjangan profesi diharapkan mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Tentu saja penulis menyarankan agar kita selalu dan selalu meningkatkan kemampuan (kompetensi) kita untuk menjadi guru yang profesional dan bermartabat baik kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi paedagogik, dan kompetensi sosial.

Sabtu, 13 Oktober 2018

LANDASAN TEORI

oleh : Azizatul Fuad, Hasisah, Mutmainah, Nurhayati

A.  Pendahuluan

Salah satu penelitian bagi mahasiswa S1, S2 ,S3 adalah membuat skripsi, tesis maupun disertasi.  Dalam skripsi, tesis, disertasi terdapat bab-bab yang didalamnya berisi penjelasan maupun hasil penelitian. Salah satu bab dalam skripsi, tesis, disertasi adalah Bab II yang diberi judul “Landasan Teori, Dasar Teori atau Tinjauan Pustaka”.

Suatu penelitian diadakan karena ada permasalahan penting, menarik dan perlu untuk dipecahkan. Dalam memecahan masalah dalam penelitian perlu adanya data yang akurat agar jalan keluar yang ditempuh betul-betul akurat, efektif dan efisien.

Untuk menjembatani antara masalah dalam penelitian dengan data yang ingin diperoleh dalam rangka melihat fakta yang sebenanya perlu adanya teori yang mendukung. Dengan demikian teori merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian. Penelitian harus berdasar pada teori-teori yang relevan, tidak hanya pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan teori atau keterkaitan teori, bahkan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap atau menciptakan teori baru sekalipun, harus tetap berpijak kepada teori-teori yang telah ada sebelumnya.

Teori adalah berupa uraian tentang dasar teori atau model yang  digunakan sebagai acuan penelitian. Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, teori mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, yaitu sebagai landasan berfikir dalam setiap langkah yang dilakukan. Teori ini diibaratkan sebagai pondasi ketika kita akan melakukan penelitian. Bangunan yang kuat adalah bangunan yang memiliki pondasi kuat juga, begitu pun dalam penelitian, tanpa adanya teori yang relevan dan teori-teori yang telah ada sebelumnya tentu penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan dengan lancar.

Untuk menjelaskan makna dan maksud dari kata-kata yang ada dalam teori-teori yang dipakai  itu perlu adanya kerangka konsep yang lengkap dan menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan kajian teori yang diperjelas dengan kerangka konseptual itulah akan diperoleh jawaban teoritis yang bersifat sementara dari permasalahan yang diteliti, yang dituangkan dalam bentuk hipotesis.

B. Landasan Teori

Sudah dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudah ada.[1]

Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Seperti yang dinyatakan oleh Neuman (2003), “Researchers use theory differently in various types of research”. (setiap penelitian harus menggunakan teori). [2]

Kata teori menurut KBBI berarti: 1)  pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2)  penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi: 3)  asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan.[3]

Kerlinger   (1978)  mengemukakan, “Theory   is   a   set   of interrelated construct (concept), definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaining and predicting the phenomena.” Teori adalah seperangkat kontruks (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,   melalui   spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Selanjutnya  Cooper and Schindler (2003)   mengemukakan bahwa, “A theory is a set of systematically interrelated concepts, definition, and proposition that are advanced to explain and predict phenomena (fact)” . Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun  secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.[4]

Menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumayati Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Adapun pengertian dari Asumsi, konsep, konstruk dan proposisi dalam sebuah teori menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumayati adalah sebagai berikut: 

1.    Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverivikasi secara empiris. Asumsi dasar ini bisa memengaruhi  cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara keseluruhan, karena setiap penelitian pasti menggunakan pendekatan yang berbeda sehingga asumsia dasarnya pun berbeda pada setiap penelitian.
2.    Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Contoh: Konsep “Rumah”: adalah sebuah tempat bagi manusia yang digunakan untuk berteduh, istirahat dan melakuan berbagai aktivitas sosial bersama anggota keluarga. 
3.    Konstruk adalah konsep yang ciri-cirinya dapat diam langsung seperti pemecahan masalah. 
4.    Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep [5]

Kata landasan menurut KBBI, 1) alas; bantalan; paron (alas untuk menempa, terbuat dari besi); 2) dasar; tumpuan:[6]

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan landasan teori adalah asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan variabel yang akan diteliti sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Dalam landasan teori ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1) nama pencetus teori, 2) tahun dan tempat pertama kali, 3) uraian ilmiah teori, 4) relevansi teori tersebut dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian. [7]

Istilah lain dari landasan teori untuk IAIN Samarinda adalah kajian pustaka. Kajian pustaka adalah kegiatan mengkaji teori-teori atau bahan pustaka yang relevan sangat diperlukan oleh peneliti agar memiliki pemahaman berkaitan permasalahan yang sedang diteliti, di samping dapat mengindentifikasi masalah sebanyak mungkin, membantu dalam menetapkan indikator secara cermat dari tiap-tiap variabel dan menetapkan hipotesis secara tepat. Kajian pustaka berisi tentang telaah pustaka dan teori-teori yang relevan. Kajian pustaka terkait telaah pustaka adalah kajian terhadap hasil penelitian yang relevan.[8]

Kajian terhadap hasil penelitian relevan adalah kajian penelitian yang relevan seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal, laporan penelitian, proceding (kumpulan makalah-makalah seminar) dan sejenisnya.

Adapun tujuan kajian hasil penelitian yang relevan yaitu: 

1. Menjelaskan bahwa pokok masalah yang akan diteliti belum pernah diteliti dan dibahas oleh penulis lain sebelumnya. 
2.  Menjelaskan perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, jika ada kemiripan baik dari segi masalah, metodologi, dan hasil penelitian. 
3.  Menjelaskan bahwa pokok masalah yang akan diteliti dan dibahas belum pernah dibahas oleh penulis sebelumnya atau mungkin telah disinggung oleh penulis lain, namun belum merupakan pembahasan yang mendalam atau membahas sisi lain dari permasalahan yang akan diteliti. Kajian pustaka terkait teori-teori yang relevan adalah deskripsi teoritis tentang variabel yang diteliti.

Pemilihan kajian pustaka dikaji didasarkan pada dua prinsip yaitu 1) prinsip kemutakhiran dan 2) prinsip relevansi. Sebaiknya peneliti tidak hanya sekedar mengungkapkan teori-teori yang relevan, tetapi peneliti perlu menjelaskan posisi tersebut dalam penelitian. Di samping itu, teori berfungsi sebagai pisau analisis terhadap data penelitian. Teori-teori yang perlu dituangkan dalam kajian pustaka/landasan teori/ kerangka teori penelitian tentunya harus benar-benar memiliki relevansi dan kontekstual dengan permasalahan, baik dari sumber tertulis (buku, majalah, jurnal, dokumen, SK, website dan sebagainya) maupun tidak tertulis (rekaman suara, relief, slide, dan sebagainya).[9]

C. Macam –Macam dan Fungsi Teori

Menurut Mark (1963), dalam  Sugiyono membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris, teori ini antara lain: 

1. Teori yang Deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan, atau pikiran spekulatis tertentu kearah data akan diterangkan. 
2. Teori Induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist 
3. Teori fungsional: disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.[10]

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Menurut Sugiyono fungsi teori secara umum adalah: 
1.    Menjelaskan (explanation). Misalnya, Mengapa air yang mendidih pada suhu 100°C bisa menguap, dapat dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan.
2.    Meramalkan (prediction). Misalnya, bila air didihkan pada suhu 100°C berapa besar penguapannya, dapat dijawab dengan teori yang berfungsi meramalkan/memperkirakan. 
3.    Pengendali (control). Misalnya, berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan  kondisi iklim indonesia, sehingga kereta api jalannya tidak terganggu, dapat dijawab dengan teori yang berfugsi mengendalikan.[11]

D. Deskripsi Teori

Sebelum melaksanakan penelitian kita memang memerlukan dasar-dasar/landasan teori yang relevan untuk penelitian yang akan kita laksanakan. Landasan teori yang kita peroleh perlu disusun  secara sistematis dalam bentuk deskripsi teori.

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan.[12]

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. [13]

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:[14] 

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya. 
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan relevan 
3. Lihatlah daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. 
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan umber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan diadakan. 
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. 
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. 
7. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

Menurut Margono, menyatakan bahwa, "lebih dari 50% kegiatan.dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca, oleh karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensialn. Untuk dapat menyusun kajian teori yang baik,[15] Sedang menurut Tatang, "tidak ada jalan lain kecuali berusaha mengumpulkan sumber bacaan yang relevan sebanyak-banyaknya". Sehubungan dengan itu Tatang juga menyebutkan bahwa meskipun kajian teori yang disajikan itu merupakan ringkasan dari teori-teori yang relevan, namun tidak berarti kajiannya boleh dangkal, kajian tetap harus berbobot.[16]
 
E. Kegunaan Teori Dalam Penelitian

Menurut Nanang Martono, teori dalam penelitian mempunyai kegunaan atau fungsi sebagai berikut:[17] 
1. Memberikan pola dalam proses interpretasi data. Teori menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada. 
2. Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya. Teori membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan. 
3. Menyajikan kerangka. Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan. 
4. Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar dari temuan yang diperoleh dari suatu penelitian.

Menurut Snelbecker ada tiga kegunaan teori dalam penelitian. Pertama, sebagai pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong untuk menyusun hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban serta membuat ramalan-ramalan atas dasar penemu- an. Ketiga,sebagai penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan.[18]
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, kegunaan teori dibagi menjadi tiga, yaitu : 

1. Untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variable yang akan diteliti. 
2. Sebagai prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta adalah untuk merumuskan hipotesis dan menysusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu bersifat prediktif. 
3. Sebagai control, digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah.[19]

Jadi dari uraian di atas ada beberapa kegunaan teori dalam penelitian yaitu: 

1.      Memperjelas ruang  lingkup penelitian 
2.    Membatasi masalah penelitian  
3.      Sebagai kerangka berpikir penalaran logis. 
4.      Untuk menentukan kerangka konseptual 
5.      Menjadi kerangka dalam pengumpulan, pengolahan, dan analisa data 
6.   Sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) 
7.      Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada. 
8.      Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi 
9.      Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian 
10.  Sebagai sumber untuk menyusun instrumen penelitian


F. Kesimpulan

Landasan teori adalah asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan variabel yang akan diteliti sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Tiga teori yang berhubungan dengan data empiris, antara lain: 1) teori yang deduktif, 2) teori induktif, 3) teori fungsional. Sedang fungsi teori secara umum adalah: 1) menjelaskan (explanation), 2) meramalkan (prediction), 3) pengendali (control)

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Adapun langkah-langkah membuat deskrpsi teori : 1) tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.2) cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan, 3) pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti, 4) cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, 5) baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri; 6) deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. 7) Cantumkan sumber-sumber bacaan yang dikutip.

Kegunaan teori dalam penelitian yaitu: 1) memperjelas ruang  lingkup penelitian, 2) membatasi masalah penelitian, 3) sebagai kerangka berpikir penalaran logis, 4) untuk menentukan kerangka konseptual, 5) menjadi kerangka dalam pengumpulan, pengolahan, dan analisa data, 6) sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), 7) Argumentasi akan lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada, 8) pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi. 9) sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, 10) sebagai sumber untuk menyusun instrumen penelitian

G. Saran

Disarankan para peneliti untuk dapat mengkaji teori-teori atau bahan pustaka yang relevan sangat diperlukan oleh peneliti agar memiliki pemahaman berkaitan permasalahan yang sedang diteliti, di samping dapat mengindentifikasi masalah sebanyak mungkin, membantu dalam menetapkan indikator secara cermat dari tiap-tiap variabel dan menetapkan hipotesis secara tepat. Lakukan telaah pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian kita.

Disarankan para peneliti untuk membaca, memahami dan melaksanakan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku di kampus yang ditempuh baik untuk menyusun makalah maupun tugas akhir penelitan (skripsi, tesis dan disertasi).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Arti Kata : Teori, diakses dari https://kbbi.web.id/teori, pada 1  Oktober 2018

______, Arti Kata : Landasan, diakses dari https://kbbi.web.id/teori, pada 1  Oktober 2018

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta, 1995

Hadi. S. Yunus. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010

Sugiyono. Metodologi Penelitian & Pengembangan (Research and Development/R&D), Bandung : Alfabeta, 2016.

Kinayati, Djojosuroto & M.L.A Sumaryati. Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2014.

Martono, Nanang.  Metode Penelitian Kuantitatif.  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Sardar Ziauddin, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Mizan, 1996

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, 2010

Tatang M. Amirin. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers, 1990

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmian IAIN Samarinda, Samarinda : Lembaga Penjaminan Mutu  IAIN Samarinda, 2015


[1] Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995). h. 75
[2] Sugiyono, Metodologi Penelitian & Pengembangan (Research and Development/R&D),
     (Bandung : Alfabeta2016). hlm. 81
[3] Anonim, Arti Kata : Teori, diakses dari https://kbbi.web.id/teori, pada 1 Oktober 2018
[4] Sugiyono.  Metodologi Penelitian & Pengembangan … hlm. 81
[5] Kinayati, Djojosuroto & M.L.A Sumaryati. Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan Sastra. (Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia,2014). hlm. 45
[6] Anonim, Arti Kata : Landasaan, diakses dari https://kbbi.web.id/landas, pada 1 Oktober 2018
[7] Hadi . S . Yunus ..Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer . (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010). hlm. 226.
[8] Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmian IAIN Samarinda, (Samarinda : Lembaga Penjaminan Mutu  IAIN Samarinda, 2015). hlm. 37-38
[9] Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmian … hlm. 39
[10] Sugiyono. Metodologi Penelitian & Pengembangan  … hlm. 106
[11] Sugiyono. Metodologi Penelitian & Pengembangan … hlm. 107
[12] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta,2010).  hlm. 58
[13] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan …hlm. 58
[14] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan …hlm. 59
[15] Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan.( Jakarta : Rineka Cipta, 1997). hlm. 78
[16] Tatang M. Amirin.  Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta : Rajawali Pers, 1990).  hlm. 86
[17] Martono, Nanang.  Metode penelitian Kuantitatif.  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011). hlm. 43
[18] Sardar Ziauddin, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Bandung : Mizan,1996),  hlm. 86
[19] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan:.. hlm. 58