Oleh : Azizatul Fuad
1.
Burung Enggang
Enggang atau rangkong
adalah jenis burung dengan bentuk paruh besar yang mirip tanduk sapi, karena
penampilan paruhnya itu spesies burung ini memiliki nama ilmiah 'Buceros'
yang berarti tanduk sapi. Burung enggang tergolong dalam
kelompok Bucerotidae yang terdiri dari 57 spesies, dengan sembilan spesies
merupakan endemik Afrika Selatan dan 14 di antaranya merupakan endemik Indonesia. Di
dunia internasional, burung enggang disebut juga dengan nama Hornbill, lantaran
bentuk paruhnya yang mirip terompet.
Burung enggang hidup secara berpasangan dan memiliki cara
berbiak yang cukup unik. Burung Jantan akan membuat lubang ditempat yang tinggi
pada sebatang pohon untuk tempat burung betinanya bertelur, dan sewaktu
mengeram itulah burung betina akan menutup sarangnya dengan dedaunan dan lumpur
dengan lubang kecil untuk tempat burung jantan memberikannya makanan.
Burung enggang betina akan bertelur dengan jumlah telur sekitar
5 hingga 6 butir telur dalam sarangnya yang tersembunyi tersebut dan
apabila induk dan anaknya tersebut sudah tidak muat lagi dalam sarangnya, maka
si betina akan memecahkan sarangnya dan merenovasinya agar bisa muat bagi
mereka. Pada beberapa spesies, kadang anak anak burung itu sendiri yang
merenovasi sarangnya tanpa bantuan induknya.
2. Mitos Dan Lambang
Budaya
Dalam budaya
Kalimantan, burung enggang (tingan) merupakan simbol "Alam Atas"
yaitu alam kedewataan yang bersifat maskulin. Bahkan mitos dan cerita dibalik
burung enggang ini pun berbeda beda disetiap daerah, salah satu mitos
menyebutkan bahwa burung enggang adalah jelmaan dari Panglima Burung. Panglima
burung adalah sosok yang tinggal di pegunungan di pedalaman kalimantan dan
berwujud gaib dan hanya akan muncul pada saat perang.
Umumnya burung enggang
dianggap sakral dan tidak diperbolehkan di buru apalagi di makan. Jika
ditemukan ada burung enggang yang mati, bangkainya tidak dibuang, bagian
kepalanya akan digunakan untuk hiasan kepala, sedangkan kerangka kepalanya akan
tetap awet karena tulangnya yang keras, dan hiasan kepala inipun hanya boleh
digunakan oleh orang orang tertentu.
Di Kalimantan burung
enggang sakti digunakan sebagai lambang daerah ataupun juga simbol
organisasi seperti di lambang negeri Sarawak, lambang provinsi Kalimantan
Tengah, Simbol Universitas Lambung Mangkurat dan lain sebagainya, sementara
dalam budaya Banjar ,burung enggang ini diukir dalam bentuk yang tersamar
karena budaya banjar tumbuh dibawah pengaruh agama islam yang melarang adanya
ukiran makhluk bernyawa.
3. Lagu
Burung Enggang Merista
"Burung
Enggang Merista"
(Bahasa
Kutai)
Burung
enggang si burung wali
Apa
kabar datang ke sini
Singgah
di ranting puhun wanyi
Merana
hidup terangguk-angguk
Burung enggang si burung tari
Bulu
ditata disusun rapi
Hilang
bulu menderita bathin
Di
dalam hati urang ha’ marah
Reff
Burung enggang enda’ nya mati
Ranca’
merista di dalam hati
Namun
hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Burung enggang enda’nya mati
Ranca’
merista di dalam hati
Namun
hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Oh
burung enggang
Mandi’
sampai hati melihat
Namun
punah mandi’lah jua
Merista
diri seumur hidup
Burung enggang si burung tari
Bulu
ditata disusun rapi
Hilang
bulu menderita bathin
Di
dalam hati urang ha’ marah
Kembali ke Reff
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar