Penulis : Azizatul Fuad, Nurhayati, Siti Wida Pertiwi Quraisyn,
Yayu Sri Wahyu Ningsih
A. Pendahuluan
Dalam fase
perkembangan manusia (human development) fase pertama yang dilalui adalah fase
pranatal. Pada fase ini manusia tumbuh dan berkembang di dalam janin sang ibu
(dalam kandungan) yang berlangsung sampai pada fase kelahiran. Walaupun
perkembangan manusia pada fase prenatal ini cukup singkat, yaitu kira-kira 9
bulan, namun fase ini merupakan fase terpenting dari beberapa fase perkembangan
manusia lainnya.
Dalam kutipan Muhammad Utsman Najati, menyatakan di dalam Al-
Qur’an telah menjelaskan beberapa fase-fase mengenai perkembangan manusian.
Perkembangan manusia itu sendiri dapat diketahui dari permulaan kehamilan
sampai saat kelahiran. Hal ini diungkapkan pada ayat-ayat Al- Qur’an yang artinya
sebagai berikut di bawah ini : [1]
“Dan sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dari saripati tanah.kemudian kami menjadikanna nutfah
(yang disimpan) di dalam tempat yang kokoh kemudian kami menjadikan nutfah itu
segumpal darah, lalu kami jadikan segumpal darah itu segumpal daging,lalu kami
menjadikan segumpal daging itu tulang-belulang, lalu kami bungkuskan
tulang-belulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya
makhluk yang lain. Maka Mahasuci Allah, pencipta paling baik”. (Q,S. Al-Mu’minun
[23]:12-14)
Masa
pranatal bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan manusia
tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Ajaran Islam memberitahukan bahwa kehidupan manusia
telah dimulai pada saat sebelum lahir. Manusia memiliki ruh yang telah hidup
sebelum saat kelahirannya di dunia. Pada satu hari, yang disebut hari mitsaq,
seluruh ruh manusia berkumpul untuk mengucapkan kesaksian mengakui keesaan dan
ketuhanan Allah.
“Dan ingatlah, ketika
Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka berfirman: “Bukankah aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat nanti kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya
kami bani Adam adalah orang-orangyang lalai terhadap hal ini (keesaan
Tuhan)”.(QS Al-A’raf [7]:172) [2]
Oleh karena itu pada masa
pranatal merupakan masa pembentukan karakter atau kepribadian anak, pendidikan
dimulai dari sejak ibu hamil. masa pranatal adalah masa
yang sangat penting sebagai awal perkembangan individu.
B. Konsepsi dan Awal Kehidupan
Menurut John W. Santrock, menyatakan bahwa perkembangan
masa pranatal (pra kelahiran) dimulai pada masa pembuahan hingga kelahiran,
sekitar sembilan bulan. Selama fase ini, sebuah sel tunggal tumbuh menjadi
organisme, lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berprilaku.[3] Menurut Siti Rahayu Haditono, bahwa
perkembangan pada manusia di mulai pada
saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma.
Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita
terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot. [4]
Selanjutnya Mar’at Samsunuwiyati (2010: 69)
menyatakan bahwa secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau
pembuahan. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang
sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini
penelitian-penelitian yang di lakukan oleh
sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi
yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan
tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat
memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. [5]
Masa
pranatal merupakan periode yang penting dan menentukan perkembangan individu
pada periode-periode berikutnya. Selama periode pranatal ini, rahim merupakan
lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi
rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika kondisi
tersebut berubah disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar hingga akibat
terparah yang akan terjadi pada janin ialah kerusakan-kerusakan pada sel yang
sedang terbentuk pada janin tersebut.
C. Periodisasi
Perkembangan Pranatal
Menurut John
W. Santrock, perkembangan prakelahir
an dibagi menjadi tiga periode, yaitu: germinal, embrio, dan
fetal.[6]
1.
Periode
Germinal
Periode awal (germinal) ialah
periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama
setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan
sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan.
Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot
terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan
dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah
lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian
berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel
yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi
dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke
dinding kandungan, berlangsung kira-kira 10 hari setelah pembuahan.
2. Periode
Embryonis
Periode embrionis ialah periode perkembangan
prakelahiran yang terjadi dari 2 minggu hingga 8 minggu setelah pembuahan.
Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi
sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati dinding
peranakan, sel-selnya membentuk dua lapisan. Massa sel sekarang disebut
“embrio”. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel yang akan
berkembang menjadi sistim pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah
menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang
akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung dan mata,
misalnya), dan bagian kulit (rambut dan kuku, misalnya). Mesoderm ialah
lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem
pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi.
Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang
dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh,
mesoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi wilayah dalam
tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.
Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem
dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem
dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar dan amnion.
Ari-ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan
yang terdiri dari sekelompok jaringan lapisan yang berbentuk disk atau piring
yang didalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tapi tidak menyatu.
Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan,
yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan
bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti udara, air,
garam, makanan dari darah ibu, karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari
daerah embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu.
Molekul-molekul yang besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari yang
meliputi sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan bakteri,
kotoran ibu, dan hormon. Mekanisme yang mengatur pemindahan zat-zat melalui
hambatan ari-ari itu kompleks dan masih belum seluruhnya dipahami.
Amnion ialah suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang
didalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung,
amnion adalah sistem dukungan kehidupan yang penting lainnya. Amnion
berkembang dari telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu sendiri. Pada kira-kira
usia 16 minggu, ginjal janin mulai memproduksi air kencing. Air kencing janin
ini merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trisemester ketiga, ketika
beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh janin yang sedang bertumbuh.
Cairan amniotis sebagian ditelan oleh janin dan sebagian diserap melalui tali
pusar dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan
suatu lingkungan yang suhu dan kelembaban nya terkendali, serta untuk
melindungi bayi dari guncangan.
Pada minggu ketiga susunan tulang belakang
terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari perkembangan pada mata, 24 hari sel
jantung mulai berpisah. Salama minggu keempat, penampakan pertama saluran
kencing alat kemaluan dan kuncup lengan serta kaki muncul. Kemudian jantung
berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga
kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah, pada saat ini, wajah mulai
berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Pada usia 8 minggu,
organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan
panjangnya baru 1 inci.
3. Periode
Fetal
Periode fetal adalah periode
perkembangan prakelahiran yang dimulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada
umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin
kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira 1 ons. Janin semakin aktif,
menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan
kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan,
demikian pula lengan bagian atas, lengan bagian bawah, serta alat kemaluan
dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
Pada akhir bulan keempat, janin telah
bertumbuh hingga 5 setengah inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada
saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks
prakelahiran semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan
untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin
kira-kira 10 hingga 12 inci dan beratnya setengah hingga 1 pon. Struktur kulit
sudah terbentuk, kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin
aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu didalam
kandungan.
Pada akhir bulan keenam, panjang janin
kira-kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga 1 pon lagi. Mata dan
kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup
kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan
terjadi.
Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14
hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2 setengah
hingga 3 pon.
Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin
tumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4 pon. Lapisan atau
jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ seperti jantung dan
ginjal berjalan.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pranatal
Beberapa fakta yang dapat mempengaruhi perkembangan masa
prenatal menurut Desmita dibagi menjadi : [7]
1. Kesehatan ibu.
Kondisi kesehatan ibu terutama jika kondisi ibu tersebut
mengidap penyakit kotor sangat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.
2. Gizi ibu
Asupan-asupan gizi yang cukup besar pengaruhnya
karena janin yang sedang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya. Jika
kandungan gizi pada diri ibu sangat minim/buruk atau sang ibu mengalami
kelaparan, maka kecenderungan bayi yang akan dilahirkan dalam kondisi cacat
kemungkinan besar bisa terjadi.
3. Pemakaian
bahan-bahan kimiawi oleh ibu
Ibu yang diketahui mengkonsumsi obat penenang
pada tiga bulan pertama kandungan, efek samping dari obat tersebut tidak akan
berpengaruh pada diri ibu akan tetapi efek samping pada janin ibu sangat besar
pengaruhnya karena dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Ibu pengkonsumsi alcohol dalam jumlah yang
banyak ataupun sedikit, khususnya pada tiga bulan pertama pada kehamilan,
menuru beberapa ahli hal tersebut dapat meningkatkan sindrom alcohol pada
janin.
Ibu merokok mengaibatkan zat yang terkandung
dalam rokok memberikan pengaruh buruk pada kondisi kesehatan bayi. Hal tersebut
mengakibatkan bobot kelahiran menjadi berkurang, aborsi spontan, lahir
prematur, sindrom kematian pada anak kelahiran prematur serta penyesuaian diri
yang buruk. Hal tersebut disebabkan keabnormalan struktural pada plasenta serta
meningkatkannya pada monoksida dalam aliran darah ibu dan janin. Serta beberapa
bahan kimia lainnya.
4. Keadaan dan
ketegangan emosi ibu
Selama masa prenatal kondisi emosional ibu
sangat berpengaruh pada perubahan psikologi bayi. Ibu yang memiliki kecemasan
yang berat selama masa kehamilan diasosiasikan terjadi aborsi spontan,
kesulitan proses kehamilan, kelahiran prematur dan bayi yang akan dilahirkan
cenderung mengalami kesulitan bernafas dan penurunan berat badan. Selain itu
tangisan serta aktifitas yang muncul dari bayi cenderung lebih meningkat.
E. Tahap Kelahiran dan Pengaruh Pascalahir
1. Tahap Kelahiran
Menurut John W. Santrock, membagi proses
kelahiran dalam tiga tahap:[8]
Tahap
pertama. Terjadi kontraksi peranakan
yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit.
Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap
pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5
menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran,
kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi
dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.
Tahap
kedua. Dimulai ketika kepala bayi
bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika
bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1.5
jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar
dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi
hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
Tahap
ketiga. Setelah bayi lahir. Pada
waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap
akhir inilah yang paling pendek, yang berlangsung hanya beberapa menit saja.
2. Pengaruh Kelahiran terhadap
Perkembangan Pasca Lahir
Desmita
merinci kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir: [9]
a. Jenis kelahiran
Secara
umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan,
kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.
b. Pengobatan ibu
Obat-obatan
yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi
kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan
pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan
kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung
mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan
dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan
kesehatan diperlukan setelah kelahiran.
c. Lingkungan pra lahir
Setiap
kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada
saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan
yang nyaman.
d. Jangka waktu periode kelahiran
Lama
rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi
yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya
lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut
prematur sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.
Bayi
yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala
perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat.
bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan
lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.
e. Perawatan pasca lahir
Perhatian
dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan
perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap
terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan.
Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran
memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini,
orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi
landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan.
Bayi
yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan
ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya
dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan
bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan
bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan
bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.
f. Sikap Orang Tua
Hubungan
baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau
sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat
dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan,
dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan
bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya
kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung
jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga
kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.
F. Kesimpulan
1. Masa pranatal adalah masa sebelum kelahiran. Masa pranatal merupakan periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran.
2. Kehidupan dimulai pada saat pembuahan – ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum, dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoma . Proses ini biasanya berlangsung selama 280 hari (9 bulan).
3. Janin melewati tiga tahap perkembangan pranatal yakni: tahap germinal, tahap embrionys, tahap fetal. Janin juga mengalami perkembangan otak yang signifikan pada masa pra- natal
4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa pranatal yaitu kesehatan ibu , gizi ibu, pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu , dan keadaan dan ketegangan emosi ibu
G. Saran
1. Disarankan ibu yang hamil untuk mendapat lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan, sebab lingkungan sebagai faktor eksternal dapat berpengaruh kehamilan. Al Qur’an menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal. Termaktub dalam Q.S. Al Hajj [22]:
1. Disarankan ibu yang hamil untuk mendapat lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan, sebab lingkungan sebagai faktor eksternal dapat berpengaruh kehamilan. Al Qur’an menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal. Termaktub dalam Q.S. Al Hajj [22]:
“Pada hari kamu melihat goncangan itu,
lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya, dan gugurlah kandungan segala
perempuan yang hamil, dan kamu lihat seluruh manusia dalam keadaan mabuk,
padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangatlah kerasnya.” (Q.S. Al Hajj [22]: 2).[10]
2.
Disarankan ibu yang hamil tidak
mengabaikan masa prenatal, sebab masa pranatal merupakan masa yang sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia pada masa selanjutnya. Pemberian
stimulasi bagi janin dengan cara memperdengarkan ayat Al Quran dapat
menenangkan janin, serta dapat berpengaruh baik terhadap janin.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik
Indonesia.2005. Al-Qur’an Terjemahan.
Jakarta : PT. Syamil Cipta Media
Desmita.2010,
Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya
John W
Santrock.2002, Life-Span Development
(Perkembangan Masa Hidup) - edisi kelima, Erlangga:Jakarta
Mar’at
Samsunuwiyati. 2010, Psikologi
Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Siti Rahayu Haditono, 2006, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Utsman, Muhammad Najati. 2005. Psikologi dalam Al-
Qur’an: Terapi Qur’ani dalam Penembuhan Gangguan Kejiwaan. Bandung :
Pustaka Setia.
[1]. Utsman, Muhammad Najati. 2005. Psikologi
dalam Al- Qur’an: Terapi Qur’ani dalam Penembuhan Gangguan Kejiwaan. Bandung
: Pustaka Setia. P. 404
[2]. Departemen Agama Republik Indonesia.2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta : PT.
Syamil Cipta Media. QS
Al-A’raf [7]:172
[3]. John W Santrock.2002, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) - edisi kelima,
Erlangga:Jakarta. P. 104
[4]. Siti Rahayu Haditono, 2006, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. P.
46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar