Sabtu, 21 Oktober 2017

Pengembangan Masa Pranatal

Penulis : Azizatul Fuad, Nurhayati, Siti Wida Pertiwi Quraisyn, Yayu Sri Wahyu Ningsih

A.   Pendahuluan

Dalam fase perkembangan manusia (human development) fase pertama yang dilalui adalah fase pranatal. Pada fase ini manusia tumbuh dan berkembang di dalam janin sang ibu (dalam kandungan) yang berlangsung sampai pada fase kelahiran. Walaupun perkembangan manusia pada fase prenatal ini cukup singkat, yaitu kira-kira 9 bulan, namun fase ini merupakan fase terpenting dari beberapa fase perkembangan manusia lainnya.

Dalam kutipan Muhammad Utsman Najati, menyatakan di dalam Al- Qur’an telah menjelaskan beberapa fase-fase mengenai perkembangan manusian. Perkembangan manusia itu sendiri dapat diketahui dari permulaan kehamilan sampai saat kelahiran. Hal ini diungkapkan pada ayat-ayat Al- Qur’an yang artinya sebagai berikut di bawah ini : [1]

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah.kemudian kami menjadikanna nutfah (yang disimpan) di dalam tempat yang kokoh kemudian kami menjadikan nutfah itu segumpal darah, lalu kami jadikan segumpal darah itu segumpal daging,lalu kami menjadikan segumpal daging itu tulang-belulang, lalu kami bungkuskan tulang-belulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya makhluk  yang lain. Maka Mahasuci Allah, pencipta paling baik”. (Q,S. Al-Mu’minun [23]:12-14)

Masa pranatal bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Ajaran Islam memberitahukan bahwa kehidupan manusia telah dimulai pada saat sebelum lahir. Manusia memiliki ruh yang telah hidup sebelum saat kelahirannya di dunia. Pada satu hari, yang disebut hari mitsaq, seluruh ruh manusia berkumpul untuk mengucapkan kesaksian mengakui keesaan dan ketuhanan Allah.

“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka berfirman: “Bukankah aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat nanti kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orangyang lalai terhadap hal ini (keesaan Tuhan)”.(QS Al-A’raf [7]:172) [2]

Oleh karena itu pada masa pranatal merupakan masa pembentukan karakter atau kepribadian anak, pendidikan dimulai dari sejak ibu hamil. masa pranatal adalah masa yang sangat penting sebagai awal perkembangan individu. 

B. Konsepsi dan Awal Kehidupan

Menurut John W. Santrock, menyatakan bahwa perkembangan masa pranatal (pra kelahiran) dimulai pada masa pembuahan hingga kelahiran, sekitar sembilan bulan. Selama fase ini, sebuah sel tunggal tumbuh menjadi organisme, lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berprilaku.[3]  Menurut Siti Rahayu Haditono, bahwa perkembangan  pada manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot. [4]

Selanjutnya Mar’at Samsunuwiyati (2010: 69) menyatakan bahwa secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan.  Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang di lakukan oleh  sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian  pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. [5]

Masa pranatal merupakan periode yang penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode pranatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika kondisi tersebut berubah disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar hingga akibat terparah yang akan terjadi pada janin ialah kerusakan-kerusakan pada sel yang sedang terbentuk pada janin tersebut.

C. Periodisasi Perkembangan Pranatal

Menurut John W. Santrock, perkembangan  prakelahir an dibagi menjadi tiga periode, yaitu: germinal, embrio, dan fetal.[6]

1.  Periode Germinal

Periode awal (germinal) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan.

Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst  ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira-kira 10 hari setelah pembuahan.

2.  Periode Embryonis

Periode embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 minggu hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati dinding peranakan, sel-selnya membentuk dua lapisan. Massa sel sekarang disebut “embrio”. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel yang akan berkembang menjadi sistim pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung dan mata, misalnya), dan bagian kulit (rambut dan kuku, misalnya). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi.

Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.
Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar dan amnion.

Ari-ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan lapisan yang berbentuk disk atau piring yang didalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tapi tidak menyatu.

Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti udara, air, garam, makanan dari darah ibu, karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari daerah embrio berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu. Molekul-molekul yang besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari yang meliputi sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Mekanisme yang mengatur pemindahan zat-zat melalui hambatan ari-ari itu kompleks dan masih belum seluruhnya dipahami.

Amnion ialah suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang didalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung, amnion adalah sistem dukungan kehidupan yang penting lainnya. Amnion berkembang dari telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu sendiri. Pada kira-kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai memproduksi air kencing. Air kencing janin ini merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trisemester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Cairan amniotis sebagian ditelan oleh janin dan sebagian diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan yang suhu dan kelembaban nya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan.

Pada minggu ketiga susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari perkembangan pada mata, 24 hari sel jantung mulai berpisah. Salama minggu keempat, penampakan pertama saluran kencing alat kemaluan dan kuncup lengan serta kaki muncul. Kemudian jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah, pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci.

3.  Periode Fetal

Periode fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang dimulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula lengan bagian atas, lengan bagian bawah, serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.

Pada akhir bulan keempat, janin telah bertumbuh hingga 5 setengah inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.

Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira-kira 10 hingga 12 inci dan beratnya setengah hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk, kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu didalam kandungan.

Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga 1 pon lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi.

Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2 setengah hingga 3 pon.

Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4 pon. Lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ seperti jantung dan ginjal berjalan.


D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pranatal

Beberapa fakta yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal menurut Desmita dibagi menjadi : [7]

1. Kesehatan ibu.
Kondisi kesehatan ibu terutama jika kondisi ibu tersebut mengidap penyakit kotor sangat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.

2. Gizi ibu
Asupan-asupan gizi yang cukup besar pengaruhnya karena janin yang sedang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya. Jika kandungan gizi pada diri ibu sangat minim/buruk atau sang ibu mengalami kelaparan, maka kecenderungan bayi yang akan dilahirkan dalam kondisi cacat kemungkinan besar bisa terjadi.

3. Pemakaian bahan-bahan kimiawi oleh ibu
Ibu yang diketahui mengkonsumsi obat penenang pada tiga bulan pertama kandungan, efek samping dari obat tersebut tidak akan berpengaruh pada diri ibu akan tetapi efek samping pada janin ibu sangat besar pengaruhnya karena dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.

Ibu pengkonsumsi alcohol dalam jumlah yang banyak ataupun sedikit, khususnya pada tiga bulan pertama pada kehamilan, menuru beberapa ahli hal tersebut dapat meningkatkan sindrom alcohol pada janin.

Ibu merokok mengaibatkan zat yang terkandung dalam rokok memberikan pengaruh buruk pada kondisi kesehatan bayi. Hal tersebut mengakibatkan bobot kelahiran menjadi berkurang, aborsi spontan, lahir prematur, sindrom kematian pada anak kelahiran prematur serta penyesuaian diri yang buruk. Hal tersebut disebabkan keabnormalan struktural pada plasenta serta meningkatkannya pada monoksida dalam aliran darah ibu dan janin. Serta beberapa bahan kimia lainnya.

4. Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Selama masa prenatal kondisi emosional ibu sangat berpengaruh pada perubahan psikologi bayi. Ibu yang memiliki kecemasan yang berat selama masa kehamilan diasosiasikan terjadi aborsi spontan, kesulitan proses kehamilan, kelahiran prematur dan bayi yang akan dilahirkan cenderung mengalami kesulitan bernafas dan penurunan berat badan. Selain itu tangisan serta aktifitas yang muncul dari bayi cenderung lebih meningkat.

E. Tahap Kelahiran dan Pengaruh Pascalahir

1. Tahap Kelahiran

Menurut John W. Santrock, membagi proses kelahiran dalam tiga tahap:[8]

Tahap pertama. Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.

Tahap kedua. Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1.5 jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.

Tahap ketiga. Setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir inilah yang paling pendek, yang berlangsung hanya beberapa menit saja.

2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir

Desmita merinci kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir: [9]

a. Jenis kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan, kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.

b. Pengobatan ibu   
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.

c. Lingkungan pra lahir
Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

d. Jangka waktu periode kelahiran
Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang lebih lambat disebut posmatur.

Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi yang normal sekalipun.

e. Perawatan pasca lahir
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan.

Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.

f. Sikap Orang Tua
Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada  saat ia lahir.


F. Kesimpulan

1. Masa pranatal adalah masa sebelum kelahiran. Masa pranatal merupakan periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran.

2. Kehidupan dimulai pada saat pembuahan – ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum, dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoma . Proses ini biasanya berlangsung selama 280 hari (9 bulan).

3. Janin melewati tiga tahap perkembangan pranatal yakni:    tahap germinal,   tahap embrionys,   tahap fetal. Janin juga mengalami perkembangan otak yang signifikan pada masa pra-  natal

4. Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa pranatal yaitu  kesehatan ibu , gizi ibu, pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu , dan keadaan dan ketegangan emosi ibu
         
G. Saran

1.   Disarankan ibu yang hamil untuk mendapat lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan, sebab lingkungan sebagai faktor eksternal dapat berpengaruh kehamilan. Al Qur’an menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal. Termaktub dalam Q.S. Al Hajj [22]:

      “Pada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya, dan gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat seluruh manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangatlah kerasnya.”  (Q.S. Al Hajj [22]: 2).[10]

2.   Disarankan ibu yang hamil tidak mengabaikan masa prenatal, sebab masa pranatal merupakan masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia pada masa selanjutnya. Pemberian stimulasi bagi janin dengan cara memperdengarkan ayat Al Quran dapat menenangkan janin, serta dapat berpengaruh baik terhadap janin.




DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Republik Indonesia.2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta : PT. Syamil Cipta Media

Desmita.2010, Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya

John W Santrock.2002, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) - edisi kelima, Erlangga:Jakarta

Mar’at Samsunuwiyati. 2010, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Siti Rahayu Haditono, 2006, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Utsman, Muhammad Najati. 2005. Psikologi dalam Al- Qur’an: Terapi Qur’ani dalam Penembuhan Gangguan Kejiwaan. Bandung : Pustaka Setia.



[1]. Utsman, Muhammad Najati. 2005. Psikologi dalam Al- Qur’an: Terapi Qur’ani dalam Penembuhan Gangguan Kejiwaan. Bandung : Pustaka Setia. P. 404

[2]. Departemen Agama Republik Indonesia.2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta : PT. Syamil Cipta Media. QS Al-A’raf [7]:172
[3]. John W Santrock.2002, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup) - edisi kelima, Erlangga:Jakarta. P. 104

[4]. Siti Rahayu Haditono, 2006, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. P. 46

[5]. Mar’at Samsunuwiyati. 2010, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. P. 69

[6]. John W Santrock. Loc. Cit

[7] Desmita.2010, Psikologi Perkembangan.Bandung : Remaja Rosdakarya. P.80-85

[8]. John W. Santrock. Op. Cit. P. 119
[9].  Desmita, Op. Cit. 86
[10].  Departemen Agama Republik Indonesia. Op. Cit. P. (Q.S. Al Hajj [22]: 2).[10]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar